Prabowo Kritik Infrastruktur, Jokowi: Teruskan Demi Daya Saing
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkritik pembangunan infrastruktur yang kurang efisien lantaran dibangun secara tergesa-gesa dan tanpa feasibility study. Petahana Joko Widodo (Jokowi) menepis kritik tersebut dan akan meneruskan pembangunan infrastruktus demi meningkatkan daya saing Indonesia.
"Tim Pak Jokowi bekerjanya kurang efisien, banyak infrastruktur dikerjakan dengan grusa-grusu tanpa feasibility study yang benar. Akibatnya, banyak proyek infrastruktur yang tidak efisien, rugi," kata Prabowo dalam Debat Capres segmen kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). Ia mencontohkan proyek light rail transit (LRT) Palembang dan Bandara Internasional Kertajati yang sepi penumpang.
(Baca: Jelang Debat, Isu Infrastruktur dan Pangan Dominasi Percakapan Medsos)
"Kalau disebut tanpa feasibility study, itu tidak benar. Ini sudah direncanakan lama, sudah ada DED (Detail Engineering Design)," kata Jokowi. Ia menilai pembangunan transportasi massal seperti LRT dan MRT perlu waktu sekitar sepuluh tahun untuk membuat pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi massal. Untuk Bandara Kertajati, ia menyebut tinggal menunggu tol Cisumdawu yang akan menyambungkan Bandung dengan bandara tersebut. Setelah tersambung, ia yakin penumpang akan meningkat.
Dalam debat tersebut, mantan Wali Kota Solo ini menyatakan dalam empat tahun terakhir pemerintah telah banyak membangun infrastruktur. Bukan hanya jalan tol tetapi juga pelabuhan dan bandara. Pembangunan infrastruktur ini akan meningkatkan konektivitas antarpulau, antarprovinsi, antarkota sehingga transportasi, logistik, dan mobilitas masyarakat akan lebih baik.
Berdasarkan Global Competitiveness Index, daya saing infrastruktur Indonesia saat ini berada di peringkat ke-71 dari 140 negara. "Meningkatkan daya saing kita tanpa melakukan ini lupakan saja," ujarnya. Oleh karena itu, Jokowi akan terus fokus membangun infrastruktur.