Uni Eropa Alokasikan Hibah Rp 166 Miliar untuk Indonesia
Indonesia dan Uni Eropa sepakat untuk memperkuat kerja sama di sektor ekonomi melalui penandatanganan perjanjian pendanaan sebesar EUR 10 juta atau sekitar Rp 166 miliar. Nilai ini setara dengan 24,3% dari total dana hibah yang dikucurkan Uni Eropa mencapai EUR 41 juta.
Jangka waktu program hibah dari Uni Eropa tersebut selama 5 tahun. Hibah ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dagang di antara dua pihak sekaligus memperkuat daya saing produk ekspor Indonesia. Pebisnis berorientasi ekspor yang ada di dalam negeri didorong lebih aktif dalam rantai perdagangan global.
"Ini untuk berkontribusi pada kesiapan Indonesia. Ini juga untuk meningkatkan daya saing, baik di regional dan global melalui dukungan khusus," kata Vincent Guerénd selaku Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (21/8).
Guerénd berpendapat, sebagai negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia tentu Indonesia layak diperhitungkan sebagai mitra dagang Uni Eropa. Apalagi, merujuk kepada data statistik ASEAN pada 2017 tercatat bahwa porsi perdagangan dari dan ke Indonesia baru 11,2% dari total perdagangan barang di antara Uni Eropa dengan ASEAN.
Selain itu, investasi dari Uni Eropa ke Indonesia hanya 1,6% dari total investasi yang mengalir ke Asia, atau sekitar 6% dari total kapital yang masuk ke ASEAN. Data ini menunjukkan bahwa aktivitas dagang maupun investasi di antara Uni Eropa dan Indonesia tertinggal dibandingkan dengan Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Thailand.
(Baca juga: Neraca Perdagangan Juli Defisit US$ 2,03 Miliar, Terbesar Sejak 2013)
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementrian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, perdagangan di antara Indonesia dan Uni Eropa mencapai EUR 25,2 juta. Nilai ekspor lebih besar daripada impor, yakni penjualan produk ke Uni Eropa mencapai EUR 14,5 juta sedangkan impor yang masuk EUR 10,7 juta. "Artinya, surplus EUR 3,8 juta," ujarnya.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengakui pentingnya kesinambungan kerja sama ekonomi Indonesia - Uni Eropa. Kemitraan yang dijalin diharapkan dapat membuka potensi yang lebih besar bagi pebisnis di dalam negeri.
Hibah Uni Eropa ini merupakan bagian dari ARISE Plus Indonesia yang berlangsung sejak tahun ini hingga 2023. Program ini diprioritaskan untuk meningkatan kebijakan perdagangan dan investasi, fasilitasi perdagangan, infrastruktur produk berorientasi ekspor, serta dukungan kepada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Adapun, yang menjadi fokus untuk diperdagangkan ialah produk agrifood, perikanan, produk kayu, dan kosmetik.
ARISE Plus Indonesia melengkapi portofolio kerja sama dengan Uni Eropa yang notebene salah satu mitra pembangunan utama ASEAN. Program ini melibatkan sembilan kementerian/lembaga, yaitu Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai koordinator, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Luar Negeri, serta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.