Poles Citra Perusahaan, Bakrie & Brothers Rambah Bisnis Bus Listrik
PT Bakrie & Brothers Tbk melebarkan sayap bisnisnya ke bidang pengadaan bus bertenaga listrik, aksi korporasi yang sekaligus untuk mengangkat citra perusahaan. Emiten berkode BNBR itu bekerja sama dengan perusahaan asal Tiongkok yang bergerak di bidang pengembang dan manufaktur baterai, BYD Auto.
Kedua perusahaan ini akan membentuk konsorsium yang masing-masing memiliki tugas berbeda. BNBR berfokus dalam mencari proyek dan operator transportasi, sedangkan BYD Auto menggalang pendanaan dan memasok teknologi, seperti penyediaan baterai hingga dinamo bus listrik.
“Nanti tidak hanya menjual komponen dan membuat bus, juga ada potensi keuntungan dari pengoperasian bus, seperti Transjakarta di Jakarta,” kata Direktur Utama Bakrie & Brothers Bobby Gafur Umar di Bakrie Tower, Jakarta pada Selasa (26/6).
(Baca juga artikel DInside: Harga Saham Grup Bakrie dan Lippo Hadapi Tekanan Pasar).
Sayangnya, Bobby belum bisa membeberkan jumlah investasi dari proyek yang rencananya berjalan mulai Oktober 2018 itu. Terlebih dahulu, Bakrie & Brothers hendak menjajaki ke sejumlah pemimpin daerah -terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang dan Palembang- untuk melobi pengadaan bus listrik usai pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018.
Dengan proyek ini, konglomerasi bisnis Abu Rizal Bakrie itu seakan hendak menunjukkan bahwa kondisi fundamental perusahaan masih dalam keadaan bagus. Sejumlah analis melihat hal itu terkait dengan aksi BNBR yang menaikan harga sahamnya dan mengurangi jumlah saham yang beredar atau reverse stoksplit.
(Lihat pula: Kucurkan Rp 476 Miliar, BSD Resmi Akuisisi 13 Lantai Bakrie Tower).
Seperti diketahui, saham BNBR ketika berada di level Rp 50 di-reverse stoksplit 10:1 menjadi Rp 500 per lembarnya. Namun, dalam seminggu, sahamnya jatuh ke Rp 70, mendekati angka sebelum saham emiten tersebut didongkrak.
Jatuhnya saham BNBR ini membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan perdagangan saham BNBR sementara alias suspensi sejak 21 Juni lalu hingga saat ini. Karenanya, kemarin BNBR mengadakan paparan publik insidentil. (Baca: Bakrie & Brothers Restrukturisasi Utang Rp 10,48 Triliun Tahun Ini).
Dalam memberi citra perusahaan yang masih bagus, BNBR juga akan merestrukturisasi utang perusahaan sebesar Rp 10,48 triliun di tahun ini. Restrukturisasi dilakukan terutama kepada dua kreditur besar yakni Mitsubishi Corporation RtM Japan Ltd. dan Eurofa Capital Investment Inc. Hal ini dinilai penting untuk memperbaiki kinerja dan keuangan perusahaan.
“Intinya, harga pasar tidak mencerminkan fundamental perusahaan. Tadi sudah dipaparkan, langkah-langkah restrukturasasi utang. Selama ini, ada beban setiap tahun, bunga yang begitu besar,” ujar Bobby.