Pengusaha Gula Rafinasi Minta Skema Izin Impor Bahan Baku Tak Diubah
Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) meminta pemerintah tidak mengubah skema waktu pemberian izin impor gula mentah (raw sugar) sebagai bahan baku gula rafinasi. Pertimbangan kepastian kebutuhan industri pengguna gula rafinasi menjadi salah satu alasan utama ditolaknya wacana impor gula sebagaimana yang diusulkan Kementerian Perindustrian ini.
Ketua Umum AGRI Rachmat Hariotomo menyatakan kebutuhan stok untuk industri tidak boleh terganggu. “Kami tetap berharap izin dikeluarkan per semester untuk memudahkan pengaturan pengiriman barang impor raw sugar,” kata Rachmat kepada Katadata, Selasa (26/6).
Menurutnya, perubahan izin impor dari jadwal enam bulan sekali menjadi tiga bulan akan mengganggu aktivitas pelaku usaha khususnya dalam perencanaan kegiatan produksi tahunan . Sehingga, kepastian ketersediaan pasokan untuk industri secara riil juga bisa terdampak.
(Baca : Ombudsman Sebut Lelang Gula Rafinasi Bisa Dilakukan Asal Ada Perpres)
Catatan AGRI, realisasi impor gula mentah hingga April 2018 sudah mencapai 1,3 juta ton. Sementara izin impor yang diberikan selama semester pertama 2018 mencapai 1,8 juta ton.
Rachmat menyebut, salah satu penyebab realisasi yang belum maksimal adalah sistem pembelian yang kerap berubah. “Kontrak sejumlah industri ada dijadwal ulang pada bulan Mei dan Juni,” ujarnya.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan usulan yang disampaikan oleh Kementerian Perindustrian terkait wacana mengubah izin impor gula dari 6 bulan menjadi 3 bulan sekali dengan data kebutuhan dan penggunaan, hingga saat ini belum dibahas ulang.
Oke mengakui pola penyerapan industri yang rendah bisa memicu izin impor gula mentah untuk rafinasi pada semester II diubah. “Penyerapan industri makanan dan minuman pengguna gula rafinasi masih rendah,” katanya.
(Baca : KPK Minta Kemendag Setop Lelang Gula Rafinasi)
Meski begitu, Kementerian Perdagangan juga belum menentukan sikap untuk penentuan izin impor semester kedua nanti. Secara tahunan, kebutuhan gula mentah untuk gula rafinasi sebanyak 3,6 juta ton. Adapun pada semester dua nanti, izin impor gula mentah untuk bahan baku gula rafinasi ini diperkirakan sebesar 1,8 juta ton.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengungkapkan data penyerapan gula rafinasi tengah dikonsolidasikan. “Beberapa perusahaan yang saya cek masih bagus penyerapannya,” ujar Adhi.