Selain Infrastruktur, India Berminat Investasi Bangun Rumah Sakit
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebut India berencana berinvestasi pada tiga proyek di Indonesia bernilai miliaran dolar. Ketiga proyek tersebut, yakni pelabuhan dan rumah sakit di Sabang, Aceh; pelabuhan di Serang, Banten; serta Bandara Kulonprogo, Yogyakarta.
Rencananya, ketiga proyek tersebut akan mulai dibangun pada tahun ini. "Ada beberapa proyek yang akan dikerjakan dengan India," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Jumat (25/5).
Alasan India tertarik membangun pelabuhan di Sabang lantaran posisinya berdekatan dengan Andaman dan Nicobar. Keduanya merupakan Kepulauan Persekutuan India.
Sementara rumah sakit dibangun dengan faktor India menjadi salah negara yang maju dalam dunia medis. Luhut menilai, pembangunan rumah sakit oleh India akan mampu menekan biaya, namun tetap berteknologi mutakhir.
(Baca juga: Investor India Akan Operasikan Pelabuhan di Cilegon, Banten)
Pembangunan pelabuhan di Serang saat ini menjelang tahap groundbreaking. Investor asal India yakni Adani, akan mengelola pelabuhan peti kemas di Cilegon dengan kapasitas 2 juta TEUs. Adani sebagai pemegang saham minoritas akan menjadi operator dan bekerjasama dengan perusahaan lokal yang memiliki saham mayoritas.
Selain berencana berinvestasi di bandara Kulonprogo, maskapai India, Jet Airways, juga tertarik menambah rute dan frekuensi penerbangan ke Indonesia. Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjanjikan akan menambah slot penerbangan bagi perusahaan tersebut.
Luhut mengatakan India tertarik meningkatkan rute penerbangan langsung dari Delhi atau Mumbai ke Jakarta, Bali, Medan, atau kota lain di Indonesia. Saat ini jumlah penerbangan dari India ke Indonesia sudah sebanyak 28 kali sehari.
(Baca: Luhut Ajak Maskapai Buka Penerbangan Langsung dari Silangit ke India)
Luhut menganggap peningkatan rute penerbangan merupakan peluang bagi industri pariwisata, apalagi kunjungan wisman dari India ke Indonesia tidak sedikit, mencapai 485.000 orang pada tahun lalu. “Total turis dari India ke Indonesia meningkat 28% pada 2017,” kata Luhut.
Pembahasan investasi India di Indonesia merupakan tindak lanjut setelah Luhut mengadakan kunjungan kenegaraan di India pada 17-18 Mei untuk meningkatkan kerja sama bilateral. Peluang kerja sama yang lebih konkret akan dibahas saat PM Narendra Modi berkunjung ke Indonesia bertemu dengan Presiden Jokowi pada 30 Mei 2018 mendatang.
Pelatihan kejuruan
Di luar rencana investasi, India juga dilibatkan dalam program pelatihan kejuruan (vocational training) dan politeknik di Indonesia. Selain India, pemerintah menggandeng Tiongkok dan Jerman.
Khusus Jerman, pemerintah bakal bekerja sama dengan perusahaan asal negara tersebut, Siemens AG, yang menyasar investasi dalam program One Belt One Road (OBOR) di Indonesia.
(Baca: Jokowi Yakin ASEAN-India Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Kawasan)
Program pelatihan akan diberikan kepada para instruktur di Indonesia. Pemerintah berencana untuk mengirimkan seribu orang untuk dikirim ke tiga negara tersebut.
Kemudian, mereka diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan dan politeknik di Indonesia. Luhut menargetkan, muncul lima ribu hingga sepuluh ribu tenaga kerja terampil tiap tahunnya dari program pelatihan ini.
"Sehingga kalau orang ribut-ribu kurang menggunakan tenaga dalam negeri, ini jawabannya. Tentu ini butuh waktu," kata Luhut.