Kemenperin Dorong Industri Galangan Kapal Manfaatkan Tol Laut
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pengembangan industri galangan kapal di dalam negeri karena berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi industri strategis ini memiliki karakteristik padat karya, padat modal sekaligus padat teknologi.
"Cita-cita menjadikan Indonesia sebagai poros maritim tidak lengkap tanpa adanya industri galangan kapal yang kuat," kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Ardika dalam keterangan resmi dari Kalimantan Barat, Rabu (18/10).
Menurut data Kemenperin, ada 250 perusahaan dengan kapasitas produksi sebesar 1 juta Dead Weight Tonnage (DWT) per tahun untuk membangun kapal baru dan mampu mencapai 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.
Putu mengungkapkan industri galangan kapal bisa mencapai konektivitas antarwilayah, termasuk menyediakan kapal-kapal pendukung jaringan tol laut. Tercatat, ada 13 rute tol laut yang telah ditetapkan di Indonesia. Dari 13 trayek, 11 rute berada di kawasan timur Indonesia.
Di pihak lain, Komisaris Utama PT Steadfast Marine Eddy Kurniawan menjelaskan, pemerintah memang telah mendorong produksi kapal. PT Steadfast Marine dipercaya untuk mengerjakan Proyek Strategis Nasional (PSN) sebanyak 13 kapal negara milik Kementerian Perhubungan.
Steadfast Marine juga baru meluncurkan kapal perintis KM Sabuk Nusantara 93 dengan kapasitas 1.200 Gross Tonnage (GT). "Kapal ini merupakan kapal ketujuh yang diluncurkan, sebelumnya 6 unit kapal latih tipe 1.200 GT telah sukses diluncurkan September lalu," ujar Eddy.
Untuk menunjang produksi kapal, Eddy mengerjakan 1.000 orang untuk proses pembangunan 13 kapal. Nilai kontraknya mencapai Rp 850 miliar.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto yakin bahwa pelaksanaan kebijakan tersebut akan meningkatkan industri kapal nasional. Kebijakan ini dinilai dapat meningkatkan industri galangan kapal yang selama ini lesu.
"Dari keseluruhan kapasitas industri galangan kapal, sekarang hanya 30 persen yang berproduksi," kata Airlangga, beberapa waktu lalu.
Dalam paket kebijakan ekonomi XV, salah satu poin yang dinilai paling signifikan untuk mendorong industri galangan adalah penetapan bea masuk impor 115 jenis suku cadang kapal laut sebesar 0%. Sasaran kebijakan ini, menurut Airlangga, akan membantu persiapan bisnis pembuatan kapal.
Dengan kebijakan tersebut, ia pun menargetkan produksi galangan kapal di dalam negeri akan menghasilkan 70 sampai 100 unit kapal baru senilai US$ 70 juta. "Kalau untuk komponen (kapal) kami tetap dorong," katanya.