Perumnas Bangun Apartemen Rp 200 Juta di Stasiun Tanjung Barat
Perusahaan umum (Perum) Perumnas melaksanakan peletakan batu pertama (groundbreking) pembangunan hunian Transit Oriented Development (TOD) di kawasan Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Hunian ini nantinya akan berbentuk rumah susun sederhana milik (rusunami) dan apartemen dengan harga jual mulai Rp 200 jutaan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan pembangunan hunian ini bukan hanya akan dijual secara komersil, tetapi juga untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Jumlah yang disediakan untuk MBR mencapai 25 persen dari seluruh unit yang tersedia yakni sebanyak 298 unit.
Rini pun berkomitmen untuk terus memanfaatkan lahan di kawasan transportasi yang ada untuk dijadikan hunian. "Ini TOD yang pertama. Insyaallah setelah yang pertama ini pecah telur, setiap bulan ada 1 (TOD) yang dibangun," ujar Rini saat acara groundbreaking TOD Stasiun Tanjung Barat, Jakarta, Selasa (15/8).
(Baca: Pengembangan Kawasan Bisa Tambah Penghasilan Proyek LRT 10%)
Nantinya hunian seperti ini juga akan dibangun bukan hanya di tanah yang terintegrasi dengan stasiun kereta api. Ada pula pembangunan di kawasan pasar, terminal, dan sebagainya. Saat ini tanah yang tersedia di kawasan stasiun dimiliki oleh PT KAI, sehingga menjadi prioritas sebagai bentuk sinergi antar BUMN. Rini menargetkan akan ada 50 TOD yang bisa terbangun.
Selain itu, Rini juga berencana untuk memanfaatkan lahan-lahan BUMN lainnya. Saat ini Kementerian BUMN sedang melakukan pemetaan khususnya di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Salah satu yang tengah di dalami adalah pabrik gula milik BUMN yang sudah tidak termanfaatkan dengan baik. Rini meminta agar ada pabrik gula baru yang dibangun, sehingga, pabrik lama bisa dibangun sebuah hunian.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono mengatakan pembangunan TOD ini merupakan salah satu dukungan terhadap program satu juta rumah yang dicanangkan pemerintah. Hunian ini juga akan ada yang dikhususkan kepada MBR.
"Jadi saya kira ini suatu inovasi di lahan cuma 1,2 hektare. Tidak terlalu luas, tapi bisa membuat sekitar 1.200 hunian," ujarnya. (Baca: KAI dan Perumnas Bangun 5.000 Apartemen di 3 Stasiun Kereta)
Sementara itu, Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo menjelaskan pihaknya bersama dengan PT KAI memang memprioritaskan pembangunan hunian yang terintegrasi dengan sarana transportasi kereta Commuter Jabodetabek. Pihaknya melakukan pembangunan tiga tower di Stasiun Tanjung Barat yang akan menampung 1.232 unit hunian dengan lahan seluas 15,244 meter persegi (m2), dengan total 29 lantai dan nilai investasi sekitar Rp 705 miliar.
Di dalamnya juga akan terdapat zona komersial, yang terdiri dari kiosk, Food & Beverage, serta retail modern dan tradisional. Selain itu juga kami memfasilitasi tempat parkiran dengan total keseluruhan sekitar 4.186 m2 di mana tetap memprioritaskan kepada para penghuni. "Bahkan di depannya juga akan ada pembangunan AEON Mall," ujar Bambang.
Pada penjualan rusun untuk MBR, harga jual yang ditetapkan adalah Rp 9,6 juta per m2 yang terdiri dari dua tipe, yakni tipe studio seluas 22 m2 dan tipe dua kamar dengan luas 36 m2. Sedangkan, untuk penjualan komersil juga ditetapkan dua tipe tersebut dengan harga jual sekitar Rp 16-18 juta per m2.