Tambah Investasi Rp 13 Triliun, Alibaba Borong Saham Lazada
Perusahaan e-commerce asal Tiongkok, Alibaba Group Holding, menambah investasi sebesar US$ 1 miliar atau setara Rp 13 triliun di perusahaan retail online Lazada Group yang berbasis di Asia Tenggara. Investasi tersebut bakal memperbesar kepemilikan saham Alibaba di Lazada menjadi 83 persen, dari sebelumnya sebesar 51 Persen.
Mengacu pada Reuters, Alibaba mengumumkan langkah bisnis tersebut setelah pesaingnya, perusahaan e-commerce asal Tiongkok JD.com Inc memperluas operasinya ke Asia Tenggara. Di sisi lain, perusahaan e-commerce asal Amerika Serikat (AS) Amazon juga santer dikabarkan tengah melihat peluang untuk marambah pasar di kawasan yang sama.
“Ini merupakan sinyal terang dari (Alibaba) bahwa, setelah mempelajari pasar secara lebih baik, mereka betul-betul percaya dengan peluang bisnis e-commerce di Asia Tenggara,” kata Kepala Eksekutif Lazada, Maximiliam Bittner seperti dikutip Reuters Rabu (28/6). (Baca juga: Akuisisi Lazada, Alibaba Jadi Raja E-Commerce di Asia Tenggara)
Investasi Alibaba telah memberikan keuntungan bagi Lazada, bukan hanya secara finansial, tapi juga akses untuk menjangkau lebih banyak merchant dan meningkatkan kemampuan logistiknya.
Bittner mengatakan keberadaan Alibaba sangat membantu perusahaan dalam membedakan diri dari Amazon dan pesaingnya yang lain. “Akan lebih mudah untuk menghadapi satu gorila seberat 800 pound ketika Anda memiliki gorila seberat itu juga di belakang Anda,” kata dia menanggapi kemungkinan masuknya Amazon.
Dalam keterangan tertulisnya Rabu (28/6), Alibaba mengatakan akan membeli saham dari pemegang saham lainnya dengan perhitungan valuasi perusahaan US$ 3,15 miliar. Dalam keterangan terpisah, pemegang saham Lazada yakni Rocket Internet SE dan Investment Kinnevic membenarkan bahwa pihaknya termasuk dalam jajaran pemegang saham yang bakal menjual sahamnya.
Bittner mengatakan, manajemen Lazada dan BUMN asal Singapura Temasek Holding akan menjadi pemegang saham yang tersisa, selain Alibaba.
Lazada berdiri pada tahun 2012 dengan kantor pusat di Singapura dan beroperasi di Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Mengacu pada laporan tahunan Alibaba, dalam kurun waktu satu tahun hingga 31 Maret 2017, Lazada tercatat memiliki 23 juta pembeli aktif. (Baca juga: E-Commerce Berkembang, Jokowi: Hati-hati Para Pemilik Mal!)
“Pasar e-commerce di kawasan ini masih relatif belum terjajaki, dan kami melihat prospek yang positif ke depan,” kata CEO Alibaba, Daniel Zhang seperti dikutip Reuters. (Baca juga: Pemerintah Dorong Industri Retail Masuk Ke Bisnis Digital)