Upaya Pemerintah Antisipasi Kerawanan Jalur Mudik Jawa
Pemerintah melakukan sejumlah upaya untuk memperlancar arus mudik lebaran 2017, terutama di Jalur Jawa. Mulai dari fasilitas peristirahatan di tol Trans Jawa hingga antisipasi longsor dan pasar tumpah yang kerap terjadi di jalur mudik setiap tahunnya.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi mengatakan pihaknya menyiapkan sejumlah kantung parkir raksasa (parking bay) di sepanjang jalan tol dari Jakarta hingga Pemalang (Jawa Tengah). Parking bay ini disediakan untuk mengantisipasi kemacetan akibat menumpuknya pemudik saat memasuki area peristirahatan (rest area).
Tiga parking bay berada di Kilometer (KM) 18, KM 41 dan KM 59 ruas Tol Jakarta-Cikampek arah timur. Dua parking bay lainnya berada di KM 34 dan 58 arah barat. Untuk ruas Tol Cikopo-Palimanan, parking bay tersedia di KM 78, KM 153, dan KM 133+500 pada kedua arah. Kemudian di KM 191+400 ruas Tol Palimanan-Kanci dan KM 282+500 ruas Tol Pejagan-Pemalang pada kedua arah.
"Karena itu sumber kemacetan pada jam-jam sibuk untuk orang beristirahat," kata Arie saat melakukan peninjauan jalur mudik Pantai Selatan di Jakarta, Sabtu (10/6). (Baca juga: Sepanjang 402 Kilometer Jalan Tol Baru Difungsikan untuk Mudik)
Rata-rata panjang parking bay adalah 145-150 meter dan lebar 8-10 meter. Masing-masing memiliki kapasitas parkir sekitar 88 kendaraan pribadi dan dua bus. Selain untuk beristirahat, ada juga falisilitas musala dan toilet yang disediakan di tempat ini.
Jika dibutuhkan, pemerintah akan menambah toilet bergerak di tempat tersebut. Meski begitu, pemudik tidak diperkenankan untuk terlalu lama di dalam parking bay. Arie mengimbau agar pemudik berbagi tempat ini setiap 30 menit dengan pemudik lain.
(Baca juga: Trans Jawa untuk Kelancaran Arus Mudik)
Arie mengatakan tidak ada fasilitas pengisian bahan bakar (SPBU) di dalam parking bay. Namun, dalam keadaan darurat, pihaknya akan mensuplai bensin kalengan. "Kalau diperlukan, nanti kami bisa kerja sama dengan PT Pertamina (Persero)," ujarnya.
Selain tol, pemerintah juga akan mengantisipasi potensi kemacetan akibat banjir, pasar tumpah, dan pintu kereta api di jalur pantai utara (Pantura). Pasar tumpah kerap terjadi saat jam pulang kerja di sekitar Rancaekek, Kabupaten Bandung. Pasar yang menutup setengah badan jalan ini menyebabkan kemacetan panjang.
"Pasar tumpah sedang didesain salah satu usulannya naik seperti Teras Cihampelas tapi di sisi kiri dan kanan jalan," kata Arie. penertiban itu dilakukan dengan mengelevasi pasar tersebut di kiri dan kanan jalan. (Baca: Empat Flyover Pengurai Macet di Brexit Beroperasi H-5 Lebaran)
Terkait penanganan banjir, rencananya pemerintah akan memperbaiki sistem drainase berupa gorong-gorong di beberapa titik Jalan Rancaekek. Jalan yang kerap terendam banjir saat musim penghujan ini sering membuat kemacetan panjang.
Namun, karena pengerjaannya butuh waktu lama, perbaikan ini baru bisa dilakukan setelah lebaran. Sementara pada saat mudik, pemerintah akan menggunakan pompa untuk menyedot air yang menggenangi jalan. Anggaran yang disiapkan untuk penanganan banjir selama musim mudik ini sebesar Rp 20 miliar.
Di jalur mudik lainnya, yakni Pantai Selatan di wilayah Jawa Barat dinilai rawan longsor, terutama saat musim hujan. Untuk mengantisipasinya, Kementerian PUPR akan membuat Posko Siaga Sapta Taruna. Sejumlah alat berat seperti excavator dan loader akan disiagakan di posko ini. Material untuk penambal jalan juga akan dipasok.
"Alat berat disediakan untuk kemungkinan longsor dan hujan akan dapat segera ditangani," ujar Arie saat peninjauan di Posko Mudik Ciung Wanara, Jalan Raya Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (10/6).
Posko ini juga menyiapkan mobil derek untuk mengangkut kendaraan yang mogok di jalan. Tim kesehatan dan Pertamina juga akan bekerja sama di Posko Siaga Sapta Taruna. Terdapat pula satu call center yang bisa dihubungi pemudik. (Baca juga: Dari Rambu Hingga Lampu, Jalur Selatan Jawa Bersolek Sambut Pemudik)
Ada empat lokasi posko yang disiagakan. Dua posko berada di ruas jalur Nagreg, Kabupaten Bandung dan jalur Gentong, Tasikmalaya. Kedua ruas tersebut terkenal akibat kemiringan jalurnya yang curam. Hal ini kerap membuat kendaraan mogok karena tak kuat menanjak atau menuruni jalur.
Kemudian, posko juga dibentuk di areal wisata alam Ciung Wanara, Ciamis dan perbatasan Jawa Barat, Banjar. "Lokasi disini (Ciung Wanara) dipilih karena selain daerah wisata, ada masjid dan toilet," tambahnya.