Kementerian Kelautan Dapat Hibah Rp 377 Miliar dari FAO

Image title
28 Desember 2016, 19:50
Ikan nelayan
Agung Samosir|KATADATA

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agricultural Organization (FAO) menandatangi dokumen proyek kerja sama pengembangan ekosistem laut regional senilai total Rp 377 miliar.

Penandatanganan dilakukan oleh Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja dan Kepala Perwakilan FAO Indonesia dan Timor Leste Mark Smulders. "Proyek ini memberikan perhatian lebih pada capacity building dan peningkatan penerapan pendekatan ekosistem dalam pengelolaan untuk menjamin pengembangan program nasional yang berkelanjutan," kata Sjarief di Jakarta, Rabu (28/12).

(Baca juga: Susi Pudjiastuti: Jepang dan Rusia Incar Investasi Perikanan)

Melalui kerjasama ini, KKP akan disuntik dana hibah sebesar US$ 4 juta atau setara Rp 52 miliar, ditambah dana pendamping US$ 25 juta atau setara Rp 325 miliar. Sjarief menjelaskan proyek kerja sama ini merupakan  bagian dari paket bantuan dari the Global Environment Facility (GEF) - 5 dengan sumber dana dari International Waters.

Ia menjelaskan pada prinsipnya tujuan proyek ini untuk memfasilitasi penerapan pendekatan ekosistem dalam pengelolaan perikanan dan pesisir yang mencakup Indonesia dan Timor Leste. Pendekatan tesebut diterapkan untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya melalui Trans-boundary Diagnostic Analysis (TDA) dan pengembangan Strategic Action Programme (SAP).

(Baca juga: NTT Berpotensi Jadi Sentra Produksi Garam)

Kawasan ISLME yang dimaksud Sjarif antara lain meliputi perairan pesisir utara Timor Leste dan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 712, 713, 714, 715 dan sebagian kecil WPPNRI 573. 

Sjarif mengungkapkan, proyek ini akan dibagi menjadi tiga komponen utama. Komponen pertama, identifikasi dan mengatasi ancaman terhadap lingkungan laut termasuk perikanan yang tidak berkelanjutan. Kedua, Penguatan kapasitas untuk kerjasama regional dan sub-regional dalam pengelolaan sumberdaya laut, dan ketiga adalah koordinasi dengan jejaring informasi regional, monitoring dampak proyek, serta diseminasi dan pertukaran informasi.

Selain itu, ia juga menekankan bahwa fokus dari proyek ini adalah “Bidang Perikanan” dengan memperhatikan pilar ekosistem laut lainnya seperti oseanografi, tata kelola (governance), sosial-ekonomi, dan aspek lingkungan seperti pencemaran dan perubahan iklim.

(Baca juga: Jelang Akhir Tahun, Harga Bahan Pokok Diklaim Stabil)

Reporter: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...