Pertamina Buka Peluang Tukar Aset Mahakam dan Masela dengan Inpex
KATADATA ? PT Pertamina (Persero) membuka kemungkinan adanya pertukaran aset di Blok Mahakam dan Blok Masela dengan Inpex Corporation. Pertamina bisa mengajak Inpex di Blok Mahakam paska berakhir kontrak di 2017. Sebagai gantinya, Inpex juga harus mengajak Pertamina di Blok Masela.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan proses tersebut mungkin saja dilakukan antara Pertamina dan Inpex. Apalagi mekanisme pertukaran aset seperti ini sudah biasa terjadi di industri minyak dan gas bumi (migas).
"Kami belum bicara sampai kesana, tapi kemungkinan untuk melakukan seperti itu, Farm In - Farm Out, secara Business to Business (antar perusahaan), biasa dilakukan dalam bisnis migas," kata dia melalui pesan singkat kepada Katadata, Kamis (10/10).
Farm Out adalah pengalihan hak dan kewajiban (interest) dari pemegang wilayah kerja migas kepada perusahaan lain atau bentuk konsorsium. Farm Out bisa menjadi alat bagi perusahaan untuk berbagi potensi dan risiko geologi, konsep eksplorasi dan risiko modal untuk program eksplorasi.
Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Aturan ini memperbolehkan kontraktor migas mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan kewajibannya (participating interest) kepada pihak lain.
Pengalihan ini harus berdasarkan persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan pertimbangan badan pelaksana (SKK Migas). Menteri juga dapat meminta kontraktor untuk menawarkan terlebih dahulu kepada perusahaan nasional.
Pertamina telah menyatakan ketertarikannya untuk ikut memiliki saham di Blok Masela. Minat ini sudah disampaikan kepada pemerintah secara tidak resmi. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan pemerintah sangat mendukung Pertamina bisa masuk ke Blok Masela, mengingat cadangan migasnya yang besar.
Kontrak Inpex di Blok Masela masih lama, hingga 2028. Bahkan blok migas yang terletak di laut Arafura, Maluku ini diperkirakan baru mulai berproduksi tahun ini. Masa produksi yang hanya 10 tahun ini dinilai tidak cukup mengembalikan investasi di blok migas tersebut yang mencapai US$ 14 miliar. Makanya saat ini Inpex sudah meminta kepada pemerintah untuk memperpanjang kontraknya 20 tahun lagi hingga 2048.
Meski demikian, Pertamina masih bisa tetap masuk dalam pengelolaan Blok Masela sebelum kontraknya berakhir. Nantinya, Pertamina bisa melakukan pembicaraan secara bisnis dengan operator blok migas tersebut, yakni Inpex Masela Ltd.