Enggan Bebani APBN, Jokowi Cari Skema Alternatif Bangun Tol Sumatera
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta ada terobosan sumber-sumber pembiayaan alternatif dalam pembangunan Tol Trans Sumatera. Presiden mengatakan hal tersebut diperlukan guna mengurangi beban ekuitas dari penyertaan modal negara (PMN).
Selain itu, terobosan sumber-sumber pembiayaan alternatif tersebut diperlukan agar pembangunan Tol Trans Sumatera tak bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Ini yang saya kira perlu digarisbawahi,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (7/7).
(Baca: Hutama Karya Gunakan PMN Rp 7,5 T untuk Bangun Dua Ruas Tol Sumatera)
Jokowi lantas menyebut kebutuhan investasi untuk pembangunan Tol Trans Sumatera mencapai Rp 476 triliun. Rinciannya, sebanyak Rp 343 triliun akan didanai melalui ekuitas. Sedangkan sisanya sebesar Rp 133 triliun akan dipenuhi melalui pinjaman.
Adapun, Jokowi menyebut kebutuhan tambahan pendanaan untuk pembangunan Tol Trans Sumatera mencapai Rp 386 triliun. “Untuk menyelesaikan keseluruhan ruas backbone sampai 2024,” kata Jokowi.
Presiden menilai pembangunan Tol Trans Sumatera ini penting karena dapat memberikan daya ungkit percepatan pemulihan ekonomi nasional. Sebab, tol yang direncanakan sepanjang 2.765 kilometer itu dapat mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Sumatera.
Selain itu, Tol Trans Sumatera diharapkan mampu mendorong efisiensi waktu tempuh. “Serta bisa meningkatkan multiplier effect 2-3 kali lipat terhadap PDB,” kata dia.
Jalan Tol Trans Sumatera yang telah beroperasi saat ini sepanjang 502,5 kilometer. Tol Trans-Sumatera dilengkapi dengan tempat istirahat dan pelayanan sebanyak 31 buah.
Pemerintah menargetkan pembangunan Tol Trans Sumatera dapat rampung pada 2024 mendatang. Nantinya, Tol Trans Sumatera akan tersambung dari Bakauheni, Lampung hingga Banda Aceh.
(Baca: Airlangga Rekomendasikan 89 Proyek Strategis Baru Senilai Rp 1.422 T)