Pandemi Percepat Transformasi Digital di Industri dan Perdagangan
Pandemi corona dinilai mempercepat transformasi digital di hampir semua sektor strategis, termasuk industri dan perdagangan. Para pemangku kepentingan di kawasan Asia Pasifik pun menilai, ekonomi digital dapat mengatasi beragam tantangan dan disrupsi yang disebabkan oleh Covid-19.
Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI) mencatat, sektor industri dan perdagangan kini banyak yang menerapkan konsep contactless system atau berbasis online. “Semuanya mengandalkan transformasi digital dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi," kata Ketua Umum IATI Hammam Riza dalam Rapat Kerja Nasional IATI di Jakarta, dikutip dari Antara, Sabtu (31/7).
Hammam menuturkan, kondisi pandemi corona mengubah hampir semua tatanan sistem sosial masyarakat, termasuk perekonomian. Interaksi antar-manusia menjadi tanpa kontak fisik (contactless).
Di satu sisi, menurut dia penting juga untuk memastikan bahwa peralatan dan produk yang dihasilkan dari proses teknologi harus melewati analisis life-cycle.
Perlu analisis bahwa keseluruhan bahan baku, proses, hasil akhir hingga proses pembuangan limbah yang tidak mencemari lingkungan atau menimbulkan masalah sosial. Untuk itu, perlu audit teknologi.
Pada acara yang sama, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan, digitalisasi keseluruhan proses bisnis termasuk tahap pengadaan (procurement), produksi, transportasi sampai pemasaran, akan meningkatkan efisiensi.
Heru mengatakan, peran audit teknologi dapat dimulai dari awal keseluruhan proses bisnis sampai akhir. Dengan begitu, bisa diketahui berapa banyak efisiensi yang dicapai melalui penerapan teknologi.
Para pemangku kepentingan di kawasan Asia Pasifik pun sepakat bahwa ekonomi digital dapat menjadi upaya untuk mengatasi beragam tantangan dan disrupsi yang disebabkan oleh Covid-19.
Dalam diskusi virtual bertema ’Accelerate Digital Economy for Inclusive Integration in Asia Pacific – Connecting Digital Industries in Pandemic‘ yang digelar Huawei, Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun menyampaikan, pandemi corona mempercepat dinamika perubahan di sektor bisnis.
Perkembangan ekonomi digital yang berlandaskan pada pemahaman dan infrastruktur berbasis online, dinilai menjadi mesin pendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di kawasan regional. Selain itu, meningkatkan ketahanan kawasan di tengah pandemi.
ASEAN memprediksikan, kontribusi ekonomi digital terhadap pertumbuhan PDB kawasan mencapai US$ 1 triliun setiap tahun. Negara-negara di wilayah ini pun merilis peta jalan yang berorientasi masa depan untuk memupus hambatan di sektor perdagangan, meningkatkan cakupan digital, dan memastikan akses ke layanan digital di segala lini.
“Pengembangan ekosistem ekonomi digital merupakan proses yang membutuhkan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan termasuk dari sektor swasta,“ Asisten Direktur Divisi ICT dan Pariwisata Sekretariat ASEAN Le Quang Lan dalam keterangan pers, Sabtu (31/7).
Dalam acara serupa, Wakil Presiden Huawei Asia Pasifik Jay Chen mengatakan, perusahaan berkomitmen mewujudkan ASEAN Digital Masterplan 2025. Ini khususnya tiga bidang utama, yaitu konektivitas teknologi, informasi, komunikasi (TIK), pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), dan inkubasi ekosistem.
“Dalam lima tahun ke depan, kita akan dapat melihat ASEAN melakukan lompatan besar dan bertransformasi menjadi masyarakat digital. Transformasi ini bakal menjadikan negara-negara di wilayah ini mampu pulih lebih cepat dari dampak pandemi,” katanya.
Penyumbang bahan: Mela Syaharani