CATL Siap Bangun Pabrik Baterai Listrik di Bulan Desember

Cahya Puteri Abdi Rabbi
21 September 2021, 17:57
baterai listrik, mobil listrik
ANTARA FOTO/Biro Pers Media Setpres/Agus Suparto/Handout/wsj.
Presiden Joko Widodo meninjau sebuah kendaraan listrik dan alat pengisi daya baterainya saat meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) yang menandai pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021). Proyek pembangunan pabrik baterai mobil listrik pertama di Asia Tenggara ini merupakan realisasi investasi konsorsium LG dan Hyundai yang terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis dan LG Energy Solution. ANTARA FOTO/Biro Pers Media Setpres/Agus

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan proses pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik yang bekerja sama dengan produsen baterai kendaraan listrik asal Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL)  akan dilakukan pada akhir Desember 2021 mendatang.

“Setelah tahap pertama kemarin kita bangun dengan kapasitas 10 gigawatt, akhir Desember nanti kami akan mulai membangun bekerja sama dengan CATL,” kata Bahlil dalam sebuah webinar, Selasa (21/9).

CATL merupakan perusahaan kedua yang akan memulai pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Sebelumnya, pada 15 September lalu sudah dilakukan groundbreaking pabrik baterai listrik milik PT Industri Baterai Indonesia serta konsorsium LG. Adapun, nilai investasi pabrik tersebut mencapai US$ 1,1 miliar atau Rp 15,68 triliun.

Saat ini pemerintah Indonesia tengah menggencarkan program hilirisasi industri nikel ke arah baterai yang terintegrasi. Pemerintah pun mengupayakan seluruh ekosistem produksi baterai untuk kendaraan listrik bisa dibangun di Indonesia.

“Kami akan membangun dari hulu, yakni mulai dari tambangnya, smelternya, kemudian baterai, lalu perakitan mobil, sampai dengan recyclenya itu akan dibangun semua di Indonesia,” kata dia.

Pembangunan ekosistem dilakukan guna memanfaatkan sumber daya yang ada di Indonesia. Bahan baku baterai yang paling besar adalah nikel dan 25% total cadangan nikel dunia ada di Indonesia.

Oleh karena itu, ia mengajak para investor khususnya Eropa untuk menjadi bagian dari investasi industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.  Pemerintah dipastikan akan hadir untuk mengurus izin dan insentif yang diperlukan bagi para investor.

“Bahkan bila perlu akan diurus soal tanahnya juga, tambangnya juga bisa kita atur. Yang penting ada komunikasi yang baik dengan pemerintah dan kami yakinkan bahwa kolaborasi harus dibangun baik antara investor,BUMN maupun dengan pengusaha-pengusaha nasional dan UMKM,” ujar dia.

 Ia menegaskan bahwa tidak hanya sumber dayanya yang melimpah, tapi pembangunan industri juga dilakukan dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan perbaikan iklim.

“Kami selalu berupaya untuk melakukan pembenahan dalam konteks memberikan kepastian bagi para investor, memberikan kemudahan, serta memberikan transparansi dan efisiensi,” ujarnya.

Sebelumnya, Bahlil menyebut ada tujuh negara yang tertarik berinvestasi di industri baterai kendaraan listrik nasional. Investor itu di antaranya berasal dari Eropa, Tiongkok, dan Asia Tenggara.

Salah satu investor dari Asia Tenggara ditargetkan akan meneken kontrak kerja sama investasi pada Oktober tahun ini. Dalam waktu dekat ini pemerintah juga akan mengumumkan calon investor baru asal Eropa.

Dengan masuknya investasi ketujuh negara tersebut, Bahlil berambisi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara pusat produsen mobil listrik. 



Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...