Pembelian Mobil Listrik Akan Disubsidi, Luhut: Biar Makin Murah

Cahya Puteri Abdi Rabbi
17 November 2021, 14:40
Mobil listrik, listrik, Luhut
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Model berfoto di samping mobil listrik Wuling GSEV yang dipamerkan pada ajang pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Jumat (12/11/2021). PT SGMW Motor Indonesia (Wuling Motors) akan meluncurkan mobil Wuling listrik Global Small Electric Vehicle (GSEV) di Indonesia pada tahun 2022.

Masih mahalnya harga kendaraan listrik terutama mobil menjadi penghambat perkembangan industri kendaraan listrik. Karena itulah, pemerintah berencana menyediakan insentif pembelian kendaraan listrik.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat ini pemerintah tengah menggodok skema subsidi pembiayaan pembelian kendaraan listrik untuk masyarakat.

Insentif tersebut diperuntukkan khusus untuk pembelian mobil listrik.

Insentif tersebut akan membuat harga kendaraan listrik lebih terjangkau oleh masyarakat. Karena saat ini, harga kendaraan listrik khususnya mobil masih tergolong mahal.

 Mantan Kepala Staf Kepresidenan tersebut mengatakan, berdasarkan studi Deloitte, 61% responden Indonesia akan membeli kendaraan listrik jika harganya sama dengan harga kendaraan internal combustion engine (ICE).

Sementara itu,  23% lainnya bersedia untuk memberi kendaraan listrik jika harganya lebih murah.

"Saya pikir kita harus selesai dalam enam bulan ke depan. Karena kita sudah mulai jual sepeda motor listrik, infrastruktur sudah jalan. Pemerintah akan lihat secara integrasi, tidak akan melihat sepotong-potong," kata Luhut dalam sebuah webinar, Rabu (17/11).

Kajian subsidi tersebut dibuat secara koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, temasuk para produsen kendaraan listrik.

Kondisi itu diharapkan bisa  mengakomodir kepentingan berbagai pihak.

Ia mengatakan, untuk mempopulerkan kendaraan listrik, subsidi dari pemerintah wajib diberikan. Sebab, infrastruktur dan perawatannya berbeda dengan kendaraan konvensional. 

 Mantan Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, dan keamanan itu juga meminta agar para produsen kendaraan listrik tidak memasarkan produk mereka dengan harga yang tinggi.

Saat ini, harga mobil listrik berkisar Rp 800 juta, sedangkan daya beli kendaraan ada di masyarakat berpenghasilan menengah yang berkisar Rp 300 juta.

Ia menyebut, harga mobil listrik lebih tinggi 12% dibandingkan harga mobil konvensional. 

Bila harga terlalu tinggi, banyak orang tidak akan mampu untuk membeli sehingga menghambat perkembangan ekosistem kendaraan listrik.

"Jadi kita minta, misalnya Wuling harganya di bawah 150 juta supaya bisa jadi mobil rakyat," kata Mantan Menteri ESDM tersebut.

Sebelumnya, PT SGMW Motor Indonesia (Wuling Motors) memamerkan platform mobil listrik Global Small Electric Vehicle (GSEV) di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021.

 Wuling memastikan mobil listrik berukuran mini tersebut akan diproduksi dan dijual di Indonesia tahun depan.

Platform EV ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya, memiliki ukuran yang kecil namun luas, dengan dukungan beragam fitur dan aspek keselamatan, dan juga teknologi modern.

Mobil murah pabrikan Cina ini dibekali mesin listrik bertenaga 27 Tk yang bersumber dari baterai berdaya 13,8 kWh.

Mobil mungil ini mampu menempuh perjalanan sejauh 170 km. Adapun, mobil listrik mini ini diperkirakan akan dijual dengan harga di bawah Rp 100 juta.

Sebagai informasi, hingga 2030, industri dalam negeri ditargetkan dapat memproduksi mobil listrik dan bis listrik sebanyak 600 ribu unit.

Dengan angka tersebut, diharapkan konsumsi BBM dapat berkurang sebesar 3 juta Barrel serta menurunkan emisi CO2 sebanyak 1,4 juta Ton.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...