Jokowi Buka Peluang Diskon PPnBM Mobil Berlanjut Tahun Depan
Pemerintah membuka kemungkinan untuk memperpanjang diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk pembelian mobil baru sampai tahun depan. Perpanjangan diberikan dengan mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh dari insentif tersebut.
Peluang itu disampaikan Menteri Agus Gumiwang setelah menemani kunjungan Presiden Joko Widodo di Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Kabupaten Tangerang, pada Rabu, (17/11).
"Bapak Presiden (Joko Widodo) menyampaikan program PPnBM yang akan berakhir sampai tahun 2021 bisa saja dievaluasi oleh pemerintah (untuk dilanjutkan). Semuanya dievaluasi," tutur Gumiwang, kepada wartawan, di GIAAS, Rabu (17/11).
Sebagai informasi, diketahui, pemerintah memberikan insentif potongan PPnBM 100% bagi pembelian kendaraan bermotor roda empat berkapasitas silinder mesin kurang dari 1.500 cc hingga Desember 2021.
Juga, insentif potongan PPnBM dari 25% hingga 50% untuk kendaraan bermotor roda empat berkapasitas silinder mesin antara 1.501 cc sampai dengan 2.500 cc.
Anggaran untuk insentif tersebut mencapai Rp 2,27 triliun dan hingga kini telah terserap Rp 1,37 triliun yang dinikmati oleh enam pabrikan kendaraan bermotor.
"Karena (dengan melihat) perhitungan cost benefitnya. Cost nya di pajak luxury mungkin (penerimaan negara) berkurang tapi ada benefit di tempat lain," papar Agus.
Meskpun mengurangi penerimaan pajak, mantan Menteri Sosial tersebut mengatakan insentif PPnBM terbukti memebrikan benefit sebanyak enam kali lipat di sektor lain.
"Termasuk di industri pendukung tier 1, tier 2 seperti IKM (industri kecil menengah). Kalau benefitnya lebih tinggi kita akan evaluasi," ujarnya.
Agus Gumiwang mengatakan sektor otomotif merupakan satu dari dua sektor yang diusahakan Kementerian Perindustrian untuk diberikan perpanjangan insentif.
Pasalnya dua sektor tersebut memberikan dinilai mampu membantu rebound ekonomi lebih cepat dibandingkan sektor lain.
Selain mengunjungi beberapa stand agen pemegang merk, Presiden Jokowi menemui sejumlah pemimpin perusahaan otomotif untuk berdisukusi terkait industri otomotif.
Menurut Jokowi, relaksasi ini diberikan untuk segmen kendaraan di atas 1.500 cc dan komponen dalam negeri minimal 70%.
“Angka yang saya dapatkan ada kenaikan kurang lebih 60%,” kata Jokowi dalam keterangan resmi, Rabu (17/11).
Berdasarkan analisis tim Kemenperin, kebijakan diskon PPnBM 100% akan mampu meningkatkan penjualan mobil hingga mencapai 33.533 unit.
Berdasarkan data Kemenperin, industri otomotif dapat tumbuh hingga 45,7% pada kuartal II-2021.
Selain itu, penjualan kendaraan roda empat peserta PPnBM DTP di bawah 1.500 cc pada Januari-Agustus 2021 mencapai 175 ribu unit, naik 51% secara tahunan (year on year/yoy).
Untuk mobil peserta PPnBM DTP di atas 1.500 cc, penjualannya pada Januari-Agustus 2021 sebesar 44.680 unit, meningkat 64,4% dibandingkan Januari-Agustus 2020.
Insentif PPnBM juga berperan menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang cukup besar.
Hal tersebut lantaran produsen kendaraan peserta PPnBM DTP turut serta melibatkan sekitar 139 perusahaan industri komponen tier 1.
Mereka pun meningkatkan utilisasi dan kinerja industri komponen tier 2 dan 3 yang sebagian besar industri kecil dan menengah (IKM).
Selain itu, kendaraan bermotor buatan lokal wajib memenuhi persyaratan komponen dalam negeri (local purchase) yang digunakan pada proses produksi dengan nilai minimal 60%.
Senada dengan analisis Kemenperin, hasil kajian Institute for Strategics Initiative (ISI) pada Agustus 2021 menunjukkan bahwa relaksasi PPnBM DTP 100% efektif dalam mendongkrak utilisasi industri otomotif dalam negeri.
Direktur ISI Luky Djani mengatakan, nilai penjualan mobil dengan PPnBM DTP 100% pada Maret-Mei 2021 lebih tinggi Rp 22,95 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Industri juga berpotensi menciptakan kesempatan kerja bagi 183 ribu orang melalui kebijakan tersebut.
Selain itu, PPnBM DTP 100% juga diproyeksi menciptakan pendapatan rumah tangga bagi pekerja di sektor otomotif dan sektor lainnya hingga Rp 6,6 triliun.
Adanya diskon PPnBM DTP 100% pun meningkatkan penciptaan output pada industri sebesar Rp 29 triliun.
Di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, penciptaan output diperkirakan sebesar Rp 3,69 triliun. Kemudian, penciptaan output di sektor pertambangan dan penggalian serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor sama-sama sebesar Rp 1,7 triliun.