Bapanas dan Peternak Sepakat Harga Acuan Daging Ayam Minimal Rp 21.000
Badan Pangan Nasional atau Bapanas bersama dengan stake holder perunggasan menyepakati harga acuan pangan (HAP) daging ayam di tingkat peternak sebesar Rp 21.000 hingga Rp 23.000 per kg. Penetapan harga acuan tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendongkrak harga ayam yang anjlok dalam sebulan terakhir.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan angka harga acuan mempertimbangkan berbagai komponen biaya yang membentuk harga pokok produksi, seperti harga DOC, pakan, rata-rata berat panen, obat dan vaksin, serta biaya operasional. Penetapan “Sebagai solusi jangka panjang, Bapanas bersama para stakeholder peternakan telah duduk bersama menyusun dan menyepakati HAP daging ayam ras/live bird di tingkat peternak, yaitu Rp 21-23 ribu," ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Selasa (13/9).
Arief mengatakan, HAP tersebut sedang dalam proses pengundangan dalam peraturan Badan Pangan Nasional. “Seluruh pelaku usaha dan stakeholder perunggasan nasional harus komitmen untuk menjalankan HAP tersebut, sehingga stabilitas harga daging ayam baik di tingkat peternak dan konsumen dapat terjaga,” ujarnya.
Dia menjelaskan solusi jangka panjang lainnya, yaitu membangun ekosistem perunggasan hulu-hilir. Salah satunya dengan memastikan ketersediaan dan stabilitas harga jagung sebagai bahan utama pakan ternak unggas.
Untuk menjaga pasokan jagung di sentra produksi unggas, NFA telah memfasilitasi pendistribusian jagung dari NTB ke Kendal dan Blitar sebanyak 2,7 juta kg. Kedepannya, untuk menjaga stabilitas harga pakan, NFA akan menyusun HAP pakan ternak.
Sementara untuk solusi jangka pendek, Bapanas telah memfasilitasi distribusi ayam hidup sebanyak 10 ton pada 11-12 September 2023. Hal tersebut dilakukan dalam rangka stabilisasi harga ayam di tingkat peternak.
Secara rinci, pembelian ayam di tingkat peternak dilakukan oleh PT Berdikari dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia seharga Rp 21.000 per kilogram (Kg). Sementara itu, ketersediaan pasokan ayam tersebut dilakukan oleh Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), dan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar).
Setelah itu, Bapanas memfasilitasi transportasi ayam hidup tersebut dari peternakan ke rumah potong unggas atau RPU. Perum Bulog dan dan BGR Logistik Indonesia bertugas untuk menyediakan jasa logistik dari RPU ke industri hotel, restoran, kafe, dan distributor lainnya.
“Fasilitasi penyerapan ayam hidup ini merupakan salah satu langkah strategis untuk memberikan kepastian harga live bird di tingkat peternak. Ini merupakan upaya kongkrit dan akan terus dilakukan dengan menggandeng berbagai stakeholder peternakan,” kata Arief.
Berdasarkan panel harga NFA, harga daging ayam per 12 September 2022 telah mencapai Rp 34.560 per Kg di tingkat konsumen dan Rp 22.200 per Kg di tingkat peternak. Artinya, harga daging ayam telah sesuai dengan HAP di level peternak.
Sementara berdasarkan data Neraca Pangan Nasional, stok daging ayam ras diperkirakan mencapai 602.000 ton. Sementara itu, volume stok daging ayam diproyeksi terus tumbuh hingga 903.000 ton pada akhir tahun ini.
“Dapat dikatakan untuk ketersediaan daging ayam ras nasional berada di posisi aman. Stok pangan kami pantau secara harian naik-turunnya, hal ini sesuai arahan presiden," kata Arief.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional mencatat rata-rata harga daging ayam (per kg) harian di pasar modern di beberapa provinsi tercatat Rp 42,94 ribu per kg, data per Senin, 12 September 2022. Secara keseluruhan, rata-rata minggu ini turun dibandingkan rata-rata minggu sebelumnya yang tercatat Rp. 43,1 ribu per kg.