Harga CPO Global Diprediksi Naik Imbas B35, Pasokan Ekspor Berkurang
Asosiasi Petani Sawit Indonesia atau Apkasindo optimistis harga minyak sawit mentah atau CPO akan naik setelah implementasi Biodiesel 35% atau B35 yang akan dimulai hari ini Rabu (1/2). Hal itu diharapkan bisa mendongkrak harga tandan buah segar atau TBS sawit petani.
Ketua Umum Apkasindo, Gulat Manurung mengatakan B35 akan menyerap 13,5 juta kiloliter CPO. Hal itu akan menambahkan porsi serapan CPO domestik menjadi 28,7%. Hal itu menyebabkan pasokan CPO global akan berkurang dan harganya terdongkrak naik.
"Harga TBS tentu akan ikut terkerek,” ujar Ketua Umum Apkasindo, Gulat Manurung kepada Katadata.co.id, pada Selasa (31/1).
Gulat mengatakan, tren harga CPO sempat menurun selama Desember 2022 hingga Januari 2023 sekitar Rp 11.200 - Rp 11.400 per kilogram. Akibatnya harga TBS terdampak di kisaran hanya Rp 1.800 - 2.450 per kg.
Menurut dia, harga TBS tersebut sangat rendah. Apalagi Harga Pokok Penjualan atau HPP 1 kg TBS saat ini mencapai Rp 2.000 - 2250 per kg.
Dia mengatakan, petani sawit akan mengalami kemakmuran dan baru bisa memperoleh manfaat jika harga TBS bisa diatas Rp 3.000 per kg. Oleh sebab itu, dia berharap program B35 bisa membantu mencapai harga ideal tersebut.
Permintaan Ekspor Sedang Tertekan
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit Eddy Abdurachman mengatakan harga TBS sawit diperkirakan naik signifikan dengan adanya program B35. Jika tidak ada program B35, harga TBS sawit akan turun karena permintaan ekspor yang tertekan.
Eddy mengatakan, permintaan negara-negara importir sawit terbesar seperti Cina dan India sedang mengalami tren penurunan. Oleh sebab itu, program B35 diimplementasikan untuk menjaga harga CPO.
“Tapi sawit terkoreksi dengan bagus harganya, khususnya dengan bursa di Malaysia, ini harga cenderung harga stabil di kisaran US$ 850 - 950.jadi itu kira-kira harga yang baik,” kata dia.
Berdasarkan data United States Department of Agriculture (USDA), Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia. USDA memproyeksikan produksi CPO Indonesia bisa mencapai 45,5 juta metrik ton (MT) pada periode 2022/2023, dan produksi CPO Malaysia 18,8 juta MT.