Harga Beras Dunia Naik 6,2% Imbas Stok Menipis, Bagaimana dengan RI?

Tia Dwitiani Komalasari
6 Februari 2023, 10:58
Pekerja memilah beras di Pasar Induk Beras Cipinang , Jakarta, Kamis (2/2/2023). Harga beras melambung tinggi akibat stok menipis.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Pekerja memilah beras di Pasar Induk Beras Cipinang , Jakarta, Kamis (2/2/2023). Harga beras melambung tinggi akibat stok menipis.

Harga beras dunia naik imbas stok yang menipis di sejumlah negara produsen. Hal itu tercermin dari indeks harga pangan yang disiapkan Organisasi Pangan Dunia atau FAO.

Indeks Harga Sereal FAO rata-rata 147,4 poin di bulan Januari. Angka tersebut naik 0,1% dibandingkan Desember 2022, dan naik 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan indeks sereal tersebut dipengaruhi harga beras international yang meningkat sebesar 6,2 persen bulan ke bulan. Hal itu dipengaruhi oleh ketersediaan yang lebih ketat, permintaan lokal yang kuat di beberapa negara pengekspor Asia dan pergerakan nilai tukar.

Sementara harga jagung dunia hanya meningkat sedikit yaitu 0,5%.

Secara umum, Indeks Harga Pangan FAO rata-rata 131,2 poin pada Januari 2023, turun 1,1 poin (0,8 persen) dari Desember. Hal ini menandai penurunan bulanan ke-10 berturut-turut.

Indeks harga pangan Januari 2023 turun 17,9% atau 28,6 poin dari puncak tertingginya pada Maret 2022. Penurunan indeks pada Januari didorong oleh penurunan indeks harga minyak nabati, produk susu, dan gula.

Bagaimana dengan Harga Beras Indonesia?

Harga beras di Indonesia juga terus merangkak naik hingga jauh di atas harga eceran tertinggi atau HET. Menurut data Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat bahwa beras juga menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi sebesar 2,34% pada Januari ini.

Berdasarkan Pantauan Katadata.co.id di Pasar Tradisional Pondok Labu, Jakarta Selatan, pada Jumat (3/2),  harga beras medium mencapai Rp 13.000 per kg. Padahal, Kementerian Perdagangan menetapkan Harga Eceran Tertinggi beras medium Rp 9.450 per kg.

Harga beras tersebut naik tajam dibandingkan dua pekan sebelumnya yang hanya mencapai Rp 10.500 per kg. Sementara beras kualitas bawah mencapai Rp 9.500 per kg, naik dari bulan sebelumnya Rp. 8.000 per kg.

Beras premium juga ikut naik hingga menca[ai Rp 14.000 per kg. Angka tersebut melonjak dibandingkan pada dua minggu sebelum nya yang hanya mencapai Rp 11.000 per kg.

Pedagang Beras, Muhammad Ridwan mengatakan kenaikan harga beras sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Namun dia tidak mengetahui alasan yang pasti atas kenaikan harga beras tersebut. Dia meminta kepada pemerintah untuk bisa mengupayakan agar harga beras turun.  “Mudah-mudahan pemerintah bisa segera menurunkan harga beras, agar tidak sepi pembeli. Saya juga kaget harganya bisa semahal ini,” ujar Ridwan di Pasar Pondok Labu, Jakarta pada Jumat (3/2).

United States Department of Agriculture (USDA) memproyeksikan produksi beras global mencapai 503,27 juta metrik ton (MT) pada musim 2022/2023, turun 11,78 juta MT (2,29%) dari musim 2021/2022.

Pada musim ini Tiongkok menjadi negara penghasil beras terbesar, yaitu 147 juta MT. Adapun Indonesia menjadi produsen beras terbesar keempat di dunia, sekaligus nomor satu di Asia Tenggara dengan estimasi produksi 34,6 juta MT pad musim 2022/2023.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...