KAI Belum Dapat Izin Impor Gerbong KRL, Ini Respons Erick Thohir
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merespons perihal rencana PT KAI Commuter Indonesia atau KCI yang belum memperoleh izin teknis untuk mengimpor gerbong kereta rel listrik (KRL) dari Kementerian Perdagangan.
KCI disebut telah memesan 16 rangkaian KRL baru kepada PT INKA (Persero) senilai Rp 4 triliun. Namun, KRL tersebut baru siap beroperasi pada 2025 hingga 2026. Sehingga, opsi yang diambil dengan melakukan impor.
Erick menilai, tidak ada masalah jika harus bekerja sama dengan negara lain untuk menambah gerbong KRL. Sebab, hal tersebut berhubungan dengan lonjakan penumpang dan pembangunan infrastruktur kereta api di Indonesia.
Pasalnya, saat ini terdapat 29 KRL yang akan dikonservasi atau dipensiunkan hingga 2024. Rinciannya, sebanyak 10 KRL akan dikonservasi tahun ini, sementara 19 lainnya pada 2024.
"Kita juga mesti melihat kapasitas produksi kita mencukupi atau tidak? Kalau ternyata kapasitas kita tidak siap, kan tidak ada salahnya bekerja sama dengan negara lain untuk mencari solusi supaya ini cepat tersedia," katanya saat ditemui wartawan di Hotel St. Regis, Selasa (28/2).
Erick membandingkan dengan harga tiket pesawat yang mahal karena jumlah pesawat yang kurang dengan kereta api yang hanya menambah jumlah gerbong dari sepuluh menjadi lima belas gerbong.
"Kalau kereta itu yang tadinya 10 jadi 15 kan tambah panjang tapi kan penumpangnya tambah banyak. Nah itu juga bisa menekan juga biaya operasional," katanya.
Oleh karena itu, Erick meminta dukungan dari para menteri pengambil kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Apalagi penambahan kapasitas di transportasi umum khususnya kereta api menjadi sangat penting untuk masyarakat.
Dirinya mengatakan, para pengambil kebijakan terkait harus bersinergi. Sebab jika tidak, akan berdampak pada pengeluaran masyarakat yang lebih mahal. Apalagi saat ini masyarakat tengah menghadapi harga energi yang mahal. "Ini masaahnya belum ada komunikasi aja. Tapi Insya Allah saya yakin akan saling dukung."
Mengutip Antara, Sekretaris Jendral Kemenprin Dody Widodo menyampaikan bahwa industri kereta api nasional mampu memproduksi semua kebutuhan kereta di dalam negeri.
"Katanya bangga beli buatan Indonesia. Bangladesh saja membeli produk kereta kita sampai Rp 1,3 triliun," kata Dody, Senin (27/2). Dia mengatakan memang membutuhkan waktu utnuk memenuhi gerbong kereta dalam jumlah besar.