Persiapan Ramadan, Mendag Keluarkan Izin Impor Gula hingga Kedelai

Nadya Zahira
7 Maret 2023, 17:27
Pekerja menimbang dan mengemas gula pasir kiloan di Gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (2/4/2021). Kementerian Perdagangan menambahkan stok gula pasir impor untuk Pemerintah Aceh sebanyak 8.000 ton untuk memenuhi kebutuhan gula pasir sel
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.
Pekerja menimbang dan mengemas gula pasir kiloan di Gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (2/4/2021). Kementerian Perdagangan menambahkan stok gula pasir impor untuk Pemerintah Aceh sebanyak 8.000 ton untuk memenuhi kebutuhan gula pasir selama bulan suci Ramadan dan Lebaran sekaligus untuk menstabilkan harga gula.

Kementerian Perdagangan atau Kemendag mengimpor enam komoditas bahan pokok untuk memenuhi kebutuhan selama periode bulan puasa dan Lebaran 2023. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengeluarkan semua izin impor untuk komoditas pangan tersebut.

Adapun enam kebutuhan pokok tersebut adalah gula, daging, beras, bawang putih, kedelai, hingga DOC broiler untuk daging ayam.

"Untuk izin impor sudah semua dikeluarkan. Jadi semuanya sudah siap, mudah-mudahan Insyaallah," ujar Zulhas saat ditemui awak media dalam acara Bulan Literasi Perdagangan Berjangka Komoditi, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (7/3).

Zulhas mengatakan, Kementerian Perdagangan saat ini tengah bekerja keras agar persediaan kebutuhan pokok atau komoditas pangan dalam kondisi aman. Oleh sebab itu, dia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir terkait ketersediaan pangan dan harga.

"Kementerian Perdagangan juga terus mengawasi harga agar tidak naik, yang masih naik sedang kita upayakan supaya bisa turun, dan terjangkau, itu yang sedang kita persiapkan. Jadi jangan khawatir," ujarnya.

Selain itu, dia mengatakan, permintaan untuk komoditas gula biasanya selalu mengalami peningkatan di puasa Ramadan. Maka dari itu, dia menegaskan bahwa dirinya sudah memastikan persediaan gula di dalam negeri sudah tercukupi dan aman, sehingga siap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Untuk komoditas gula sudah ada banyak, sudah siap," kata dia.

Namun demikian, dia mengatakan bahwa harga gula saat ini sedang mengalami kenaikan, hal ini disebabkan oleh harga internasional yang juga sedang mengalami lonjakan harga.

"Memang harga gula sedang naik. Hal itu karena, harga internasionalnya juga sedang naik, kalau harga internasional naik tentu pengusaha kita kan lihat, dan akan ikut menaikan harga," ujarnya.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Kasan, mengatakan Kemendag terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mempercepat pemasukan, produksi dan distribusi komoditas yang diimpor.

Kasan mengatakan, saat ini kondisi barang kebutuhan pokok relatif aman, baik dari segi harga maupun pasokannya. Namun demikian, pemerintah tetap terus melakukan langkah-langkah antisipatif untuk menjaga pasokan bahan pokok ke masyarakat, agar tetap terjaga.

"Termasuk melakukan pengadaan dari luar negeri dalam rangka menjaga ketersediaan di dalam negeri khususnya menjelang periode HBKN Puasa dan Lebaran 2023 di mana pada periode tersebut biasanya terjadi kenaikan permintaan," ujarnya.

Kementerian BUMN melalui Holding BUMN Pangan atau ID FOOD akan mengimpor gula sebesar 237.575 ton dan 100 ribu ton daging sapi.

Indonesia masih impor hasil tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kedelai adalah komoditas pangan dengan volume impor terbesar.

BPS mencatat, volume impor kedelai mencapai 2,49 juta ton senilai US$1,48 miliar  pada 2021. Impor kedelai terbesar berasal dari Amerika Serikat seberat 2,15 juta ton (86,46%) dari total impor.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...