Indeks Kepercayaan Industri Juni 2023 Cetak Skor Tertinggi Capai 53,94

Nadya Zahira
27 Juni 2023, 17:49
Pekerja menyelesaikan produksi tas di pabrik milik PT Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) di Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/62023).
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Pekerja menyelesaikan produksi tas di pabrik milik PT Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) di Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/62023).

Kementerian Perindustrian mencatat Indeks Kepercayaan Industri atau IKI pada Juni 2023 mencapai 53,94. Angka tersebut meningkat 3,03 poin dibandingkan bulan lalu sebesar 50,90.

Angka 53,94 tersebut menjadi skor IKI tertinggi sejak dirilis pada November 2022. Sebelumnya, skor IKI terbesar pada Februari 2023 sebesar 52,32.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan kenaikan skor IKI pada Juni menunjukan industri manufaktur dalam kondisi ekspansi dan pasar sudah membaik.

“Hal ini menunjukan bahwa kondisi pasar sudah berangsur baik,” ujar Febri dalam jumpa pers IKI di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (27/6).

Febri mengatakan subsektor yang mengalami ekspansi pada IKI Juni 2023 sebanyak 20 subsektor dengan porsi Produk Domestik Bruto atau PDB sebesar 96,5%. Subsektor ini di antaranya industri makanan dan minuman, bahan kimia dan barang dari bahan kimia, kendaraan motor trailer dan semi trailer dan lain sebagainya.

Ada tiga subsektor yang paling berkontribusi besar. "Dari 23 industri yang dibina oleh Kemenperin, ada tiga subsektor yang performanya paling kinclong, yaitu industri otomotif yang paling bagus, kemudian industri makanan dan industri minuman," ujar Febri.

Kenaikan IKI di bulan Juni ini juga disebabkan peningkatan pada variabel pesanan baru dari 49,84 menjadi 54,81 (naik 4,97 poin) dan variabel produksi dari 50,01 menjadi 54,86 (naik 4,85 poin).

“Seluruh variabel pembentuk IKI mengalami kenaikan. Baik itu kenaikan untuk pesanan baru, produksi maupun ketersediaan produk,” ujar Febri.

Namun, masih terdapat tiga subsektor industri yang mengalami kontraksi dengan porsi terhadap PDB sebesar 3,5%. Subsektor tersebut di antaranya industri tekstil, kulit dan barang dari kulit dan alas kaki, serta pengolahan lainnya.

"Industri tersebut masih kontraksi dan masih mengalami IKI yang turun karena pasar ekspornya masih masih sepi. Mengenai hal ini kami akan mencari upaya-upaya agar pada bulan depan tidak mengalami konstruksi, " kata dia.

Dalam riset IKI ini, Febri mengatakan pelaku usaha yang menganggap kondisi kegiatan usahanya stabil pada Juni 2023 dibanding Mei 2023 adalah sebesar 45,2%. Adapun yang menilai kegiatan usaha meningkat 33,6%, sedangkan yang menjawab menurun sebesar 21,3%.

Dia mengatakan, mayoritas atau 66,2% pelaku usaha menyatakan optimis terhadap kondisi usaha industri selama 6 bulan ke depan. "Mayoritas responden yang menjawab optimis menyampaikan keyakinannya akan kondisi pasar yang akan membaik, dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik," kata dia.

Kementerian Perindustrian meluncurkan IKI mulai 30 November 2022. Indeks Kepercayaan Industri akan diumumkan setiap akhir bulan. Selain itu, pemangku kebijakan kerap menggunakan Purchasing Manager's Index atau PMI Manufaktur dan Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia.

IKI memiliki keunggulan karena jumlah responden lebih banyak yaitu 2.000 responden. PMI S&P Global hanya melibatkan 400 responden dan PMI BI hanya melibatkan 600 responden.

IKI juga memiliki sub sektor lebih rinci yaitu melibatkan 23 subsektor industri dan dikeluarkan setiap bulan. Sementara PMI BI melibatkan 8 sub sektor Industri, yang dikeluarkan setiap Triwulanan.

Reporter: Nadya Zahira
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...