Indeks Harga Gula Naik Tajam, Tertinggi dalam 13 Tahun
Indeks harga gula dunia melonjak naik hingga 9,8 persen pada September 2023. Kenaikan harga gula didorong oleh kekhawatiran atas pengetatan pasokan global pada musim 2023/24 mendatang.
Berdasarkan data yang rilis Organisasi Pangan dan Dunia (FAO), indeks harga gula rata-rata mencapai 162,7 poin pada bulan September. Angka tersebut naik naik 14,5 poin atau 9,8 persen dari Agustus 2023.
"Indeks harga gula tersebut menandai kenaikan bulanan kedua berturut-turut dan mencapai level tertinggi sejak November 2010," tulis laporan FAO, dikutip dari situs resminya, Sabtu (14/10).
Pasokan gula diprediksi makin ketat karena produksi yang diperkirakan turun di negara produsen utama seperti Thailand dan India. Penurunan produksi disebabkan karena kondisi cuaca yang lebih kering dari biasanya akibat peristiwa El Niño.
Tingginya harga minyak mentah internasional juga turut mendorong kenaikan harga gula dunia. Pasalnya, kenaikan harga minyak mentah mendorong penggunaan Bioetanol yang sebagian bahan bakunya menggunakan tebu.
Secara keseluruhan, Indeks Harga Pangan FAO rata-rata mencapai 121,5 poin pada bulan September 2023, hampir tidak berubah dari nilainya pada bulan Agustus. Indeks harga pangan dipengaruhi penurunan indeks harga minyak nabati, susu dan daging telah mengimbangi kenaikan indeks harga gula dan sereal.
Harga Makanan dan Minuman Olahan Akan Naik
Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia atau Gapmmi memperkirakan harga produk makanan minuman olahan akan naik hingga 7% pada awal 2024 akibat harga gula mentah di pasar global.
Harga gula merah global naik hingga 36,75% sepanjang tahun ini dari posisi US$ 19,38 menjadi US$ 26,51 per pon berdasarkan data Trading Economics.
"Perkiraan saya, harga jual untuk industri makanan dan minuman naik sekitar 3%-7%. Kalau naiknya terlalu tinggi biasanya akan berpengaruh pada penjualan," kata Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (12/10).
Adhi menyampaikan, produk makanan dan minuman olahan atau mamin sangat sensitif kepada harga. Ini karena perubahan harga akan langsung berpengaruh pada penjualan.
Menurut Adhi, kenaikan harga tersebut perlu dilakukan lantaran harga gula mentah global diproyeksikan akan tetap tinggi hingga akhir 2023. Menurutnya, harga gula internasional akan berada di kisaran US$ 26 per pon hingga Us$ per pon.
Adhi menilai, peningkatan harga gula tersebut membuat biaya produksi industri mamin kini naik. Adhi menekankan beban biaya produksi tersebut sangat dirasakan oleh pelaku usaha mikro dan kecil dibandingkan industriwan berskala menengah dan besar.