Pemerintah Targetkan Produksi Beras Capai 35 Juta Ton Tahun Depan
Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menargetkan total produksi beras mencapai 35 juta ton pada tahun depan. Target ini naik 13,63% dari proyeksi produksi beras Badan Pangan Nasional tahun ini sejumlah 30,83 juta ton.
Arief mengatakan strategi yang akan diterapkan untuk mencapai target tersebut adalah mempercepat musim tanam satutahun depan. Oleh karena itu, Arief telah mempersiapkan benih unggul, pupuk, dan penyuluh.
"Saya minta tolong sebulan ini kita mempersiapkan semuanya sehingga minggu depan tidak ada lagi keluhan petani mengenai benih dan pupuk karena tugas kita semua mempersiapkannya dengan baik," kata Arief dalam keterangan resmi, Jumat (20/10).
Ia menjelaskan, telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat guna memastikan kesiapan irigasi. Target produksi beras naik 4 juta ton pada tahun depan dibandingkan target tahun ini yang mencapai 31 juta ton.
Arief telah menginstruksikan bawahannya untuk menjalankan penambahan lahan panen seluas 500.000 hektare berjalan sebaik mungkin. Ia menilai, target teranyar produksi beras tersebut dapat tercapai bila semua pihak kompak.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, sedang melakukan konsolidasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Salah satu agenda konsolidasi tersebut adalah pemetaan lahan tidur yang belum tergarap maksimal.
Selain itu, Suwandi, mengaku sedang mengintensifikasikan program pengadaan pupuk, alat dan mesin pertanian, air, asuransi pertanian, Kredit Usaha Rakyat, dan penyuluh. Menurutnya, hal tersebut penting untuk meningkatkan Indeks Pertanaman di dalam negeri.
Indeks Pertanaman adalah indikator produktivitas produksi pertanian. Salah satu strategi peningkatan Indeks Pertanaman tersebut adalah perluasan areal tanam padi dengan Bantuan Sarana Produksi.
Badan Pusat Statistik mendata luas lahan sawah pada 2018 mencapai 11,37 juta hektar. Penyusutan terluas terjadi pada tahun setelahnya atau 2019 sebesar 6,15% menjadi 10,67 juta hektar.
Penyusutan areal lahan tersebut paralel dengan performa volume panen padi. Pada 2018, volume padi tercatat susut 7,76% secara tahunan menjadi 54,6 juta ton. Areal sawah pada 2022 tidak menyusut, tetapi naik tipis 0,39% secara tahunan menjadi 10,45 juta hektare. BPS meramalkan luas panen padi pada 2023 kembali susut 2,44% menjadi 10,19 juta hektare.
Dengan demikian, BPS memproyeksikan produksi padi sepanjang 2023 akan susut 1,12 juta ton atau 2,05% secara tahunan menjadi 53,62 juta ton. Penurunan volume produksi terbesar diperkirakan terjadi di Sulawesi Selatan atau sejumlah 417.072 ton menjadi 4,94 juta ton.