Siap-siap, Harga Tiket Pesawat Berpotensi Naik Imbas Mandat Biovatur
Pemerintah mengatur kewajiban maskapai untuk menggunakan minyak nabati sebagai campuran bahan bakar avtur mencapai 5% pada 2025. Kebijakan penggunaan Bioavtur ini berpotensi mengerek rata-rata harga tiket pesawat mencapai US$ 3 atau Rp 47 ribu hingga Rp 221 ribu pada 2030.
Head of Bioenergy Apical Group Aika Yuri Winata menjelaskan, transisi penggunaan bioavtur akan memakan biaya hingga triliunan dolar Amerika Serikat. Oleh karena itu, menurut dia, pemakaian bioavtur diperkirakan akan meningkatkan rata-rata harga tiket penerbangan senilai US$ 3 sampai US$ 14 pada 2030.
"Angka tersebut akan naik menjadi US$ 13 sampai US$ 38 pada 2050," kata Aika dalam Indonesia Palm Oil Conference 2023, Kamis (2/11).
Aika menilai kenaikan tarif pesawat tersebut dibutuhkan untuk perjalanan yang lebih berkelanjutan.
Ia juga menilai perlu mandat bioavtur yang lebih perinci dari aturan yang ada saat ini. Aturan terkait mandat penggunaan bioavtur harus menetapkan target pengurangan emisi karbon, bahan baku bioavtur dan pihak yang mendapatkan mandat. Selain itu, mandat kewajiban penggunaan Bioavtur juga harus diselaraskan dengan negara lain, setidaknya di Asia Tenggara.
"Kalau ada negara yang kebijakannya tidak senada, makan akan ada arbitrase peluang. Jadi, harus ada peluang pemanfaatan bioavtur secara regional," kata dia.
Aika menilai, penyelarasan kebijakan terkait mandat bioavtur penting untuk menjamin pengembalian investasi produsen bioavtur. Ia menaksir nilai investasi yang dibutuhkan dalam fasilitas produksi pencampuran bioavtur mencapai ratusan juta dolar Amerika Serikat.
Berdasarkan penelusuran Katadata, Apical Group telah membangun anak usaha produsen bioavtur dengan investasi hingga € 1 miliar di Spanyol. Pabrik tersebut dijadwalkan beroperasi pada paruh pertama 2026 dengan kapasitas produksi 500.000 ton bioavtur per tahun.