Pertamina Uji Coba Bioavtur Menggunakan Minyak Jelantah pada Kuartal II 2025

Mela Syaharani
19 Maret 2025, 10:39
Seorang pekerja melakukan pemeriksaan wilayah Green Refinery di Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap.
ANTARA FOTO/IDHAD ZAKARIA
Seorang pekerja melakukan pemeriksaan wilayah Green Refinery di Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap.

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) akan memulai uji coba produksi bioavtur berbahan baku minyak jelantah (used cooking oil) pada kuartal II 2025.  Uji coba ini dilakukan di Kilang Cilacap, Jawa Tengah.

Pertamina menyebut produksi bioavtur itu untuk mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan untuk sektor penerbangan. "Kilang Cilacap bisa memproses used cooking oil (minyak jelantah) 9.000 barel per hari," kata Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman dalam siaran pers, dikutip Rabu (18/3).

Jika ekosistem bisnis produksi bioavtur menggunakan jelantah berlanjut, perusahaan membuka opsi bagi Kilang Plaju dan Kilang Dumai untuk mengikutinya.

Produksi bioavtur  menggunakan metode co-processing dengan campuran minyak jelantah sebanyak 3% dalam setiap produksi harian. Dengan skema ini, untuk 9.000 barel avtur yang diproduksi, dibutuhkan sekitar 270 barel minyak jelantah. 

“KPI telah menyiapkan kerja sama dengan berbagai kolektor minyak jelantah guna memastikan ketersediaan bahan baku,” ujarnya. 

Selain itu perusahaan juga menjalin kerja sama juga dengan Pertamina Patra Niaga untuk memperoleh pasokan minyak jelantah. Pertamina menargetkan bioavtur ini dapat memenuhi kebutuhan penerbangan internasional yang sudah menerapkan kebijakan bahan bakar ramah lingkungan. 

Singapura dan Malaysia telah mewajibkan maskapai menggunakan 1% bahan bakar berkelanjutan dalam operasionalnya. Dengan produksi bioavtur ini, maskapai yang transit di Indonesia dapat mengisi ulang bahan bakar sesuai regulasi yang berlaku di negara tujuan.

Bioavtur berbahan minyak jelantah ini juga akan dilakukan pengujian sebelum digunakan. Pengujian tersebut meliputi uji statis dan uji terbang untuk memastikan kualitas dan performa bahan bakar. Pelita Air akan menjadi maskapai pertama yang menggunakan bioavtur ini. 

Dalam proyek tersebut, tidak diperlukan banyak investasi baru dalam pengembangan kilang karena mengandalkan teknologi co-processing yang sudah ada. “Skema kemitraan strategis dengan kolektor minyak jelantah dan pelaku pasar sedang dijajaki untuk mendukung kelangsungan proyek ini.” ucapnya.

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Video Pilihan
Loading...

Artikel Terkait