Harga Acuan Telah Naik, Asosiasi Janji Akan Genjot Impor Gula
Asosiasi Gula Indonesia atau AGI optimistis seluruh kuota impor gula konsumsi 2023 sejumlah 991 ribu ton akan terkontrak tahun ini. Sebab, harga acuan pembelian gula konsumsi telah berubah, dari Rp 14.500 per kilogram menjadi Rp 16.000 per kilogram.
Impor gula konsumsi kemungkinan besar akan digenjot akhir tahun ini hingga awal tahun depan. "Dengan relaksasi HAP ke Rp 16.000 per kg, impor gula kemungkinan akan berjalan sesuai rencana," kata Sekretaris Jenderal AGI Aris Toharisman kepada Katadata.co.id, Jumat (10/11).
Ia mengatakan sebagian besar kuota impor 2023 baru tiba pada awal tahun depan. Dengan begitu, stok awal 2024 akan mencapai 700 ribu ton. Untuk diketahui, realisasi kuota impor tahun ini baru mencapai 26% atau sekitar 260 ribu ton.
Minimnya realisasi tersebut telah membuat harga gula konsumsi meningkat. Pasokan di dalam negeri menipis karena sekitar 30% bergantung pada produk impor. Aris berpendapat, alokasi impor gula konsumsi tahun depan akan bertambah lantaran produksinya di dalam negeri masih di bawah target.
Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) mendata, rata-rata nasional harga gula konsumsi telah mencapai Rp 16.220 per kg pada hari ini. Angka tersebut naik 13,58% dari capaian akhir 2022 senilai Rp 14.280 per kg.
Aris menyebut, kenaikan harga tersebut juga dipengaruhi harga gula internasional. Angkanya telah naik mendekati US$ 0,28 per pon untuk gula mentah dan menjadi lebih dari US$ 750 per ton untuk gula putih.
Harga tersebut naik 7,14% dari capaian tahun lalu sekitar US$ 700 per ton gula mentah. Berdasarkan data Index Mundi, harga gula mentah per September 2023 telah mencapai US$ 0,58 per kilogram. Angkanya naik 38.09% dari capaian akhir tahun lalu senilai US$ 0,42 per kg.
Aris menilai meningkatnya harga gula internasional disebabkan oleh empat faktor. Pertama, larangan ekspor gula dari India. Sebanyak 35% gula impor yang masuk ke dalam negeri berasal dari Negeri Bollywood.
"Kedua, ketidaklancaran pengiriman gula di Pelabuhan Santos, Brasil. Pengiriman gula antri sekitar 35 hari di pelabuhan," ujarnya. Ketiga, produksi tebu di dalam negeri turun hampir 10% menjadi hanya 33 juta ton. Terakhir, kurs rupiah melemah ke atas Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat.
Pemerintah Ancan Importir Gula
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sebelumnya mengatakan akar penyebab naiknya rata-rata nasional harga gula menembus Rp 16 ribu per kilogram adalah importir gula. Sebab, importir gula hanya merealisasikan 26% atau sekitar 260 ribu ton secara tahun berjalan.
Bapanas mencatat izin impor yang telah diterbitkan pemerintah adalah 991 ribu ton. Angka tersebut sekitar 30% dari kebutuhan gula konsumsi nasional yang mencapai 3,41 juta ton tahun ini.
"Siapapun yang sudah mendapatkan izin impor gula, tugasnya realisasi impor. Kalau realisasi importir enggak bagus, kami kaji ulang tahun depan supaya enggak perlu dapat lagi izin impor gula," kata Arief di Gedung DPR, Jakarta, pada Rabu lalu.
Ia mencatat pihak yang tidak merealisasikan izin impor tersebut adalah perusahaan negara maupun swasta. Seluruh importir gula harus menanggung peningkatan harga gula global secara mandiri.
Dengan kata lain, Arief belum berniat untuk menerbitkan insentif untuk mendorong impor gula ke dalam negeri. Namun, ia telah mengubah harga acuan gula konsumsi di tingkat konsumen. "Sekarang sudah terlanjur harga gula di luar negeri sudah US$ 27 sen per pon. Kami harus sepakat bahwa ketersediaan nomor satu," ujarnya.