Alasan Jokowi Bangun Pabrik Pupuk di Papua: Dekat Gas dan Food Estate
Presiden Joko Widodo berharap kehadiran Kawasan Industri Pupuk Fakfak dapat menekan kesenjangan di Papua Barat. Dengan begitu masyarakatnya pun semakin sejahtera.
Apalagi, selama lebih 40 tahun Indonesia hanya memiliki lima industri pupuk dan semuanya terkonsentrasi di kawasan barat. "Kemarin, industri pupuk akhirnya mulai dibangun di kawasan timur Indonesia," kata Jokowi melalui akun X resminya, Jumat (24/11).
Lokasinya yang berada di Papua menjadi strategis karena dekat dengan sumber suplai gas bumi, bahan bakar untuk pabrik pupuk. Dalam jangka panjang, produksi pupuknya akan memasok lumbung pangan di Papua.
Pembangunan food estate tersebut rencananya dimulai awal tahun depan. "Kalau tidak di-back-up industri pupuk akan berat. Ini sebuah rencana besar yang saling mendukung dan Tanah Papua akan semakin makmur," ucap Presiden.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan akan mengawal langsung realisasi kawasan industri tersebut. Nilai investasinya mencapai Rp 30 triliun di lahan seluas 2.000 hektare.
"Seluas 500 hektarenya dikelola oleh Pupuk Indonesia. Tugas kami di sini adalah untuk segera mengeksekusi pekerjaan konstruksi," kata Bahlil.
Target penyelesaian pabrik pupuk itu pada 2028. Kapasitas produksi untuk produk ammonianya sebesar 2.500 metrik ton per hari (MTPD) dan urea sebesar 3.500 MTPD.
Proyek tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Papua Barat melalui peningkatan nilai tambah (value added) terhadap komoditas gas bumi. Selain itu, kehadiran pabrik pupuk juga untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan pemberdayaan masyarakat, serta mendukung program ketahanan nasional.
Proyek Kawasan Industri Pupuk Fakfak akan menjadi kawasan industri pupuk pertama yang dibangun di Indonesia setelah 40 tahun. Terakhir pembangunan serupa adalah pada 1982 di Aceh.