BUMN Pangan Ungkap Anomali Produksi Gula Penyebab Lonjakan Harga
Induk usaha BUMN Pangan, PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID Food menemukan anomali dalam industri gula nasional yang menjadi salah satu penyebab kenaikan harga. Beberapa variabel produksi mengalami pertumbuhan, tetapi realisasi produksi tercatat menurun.
Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan mencatat, luas areal tanaman tebu telah naik 7,4% selama 10 tahun terakhir. Namun volume produksi gula selama sedekade terakhir tercatat susut 1,16%.
Ia juga mencatat, rendemen gula di pabrik naik 0,19% menjadi sekitar 7%. Rendemen gula adalah presentasi volume produksi gula dengan volume tebu. "Rata-rata indikator produksi gula menunjukkan penurunan. Hal ini tidak sejalan dengan pertumbuhan permintaan gula konsumsi yang terus naik," kata Frans dalam National Sugar Summit, Rabu (13/12).
Selain penurunan produksi di pabrik, Frans mencatat volume produksi tebu di kebun turun 2,06% selama 10 tahun terakhir. Frans menilai pemangku kepentingan di industri gula harus berperan aktif dalam mengatasi fenomena tersebut.
Frans menilai, peran aktif tersebut penting untuk mendukung target swasembada gula pada 2028 yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 40 Tahun 2023, tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan penyediaan Bioetanol. Menurut dia, penurunan produksi gula di tingkat kebun maupun pabrik tidak hanya disebabkan oleh perubahan iklim. Frans berpendapat akar dari penurunan produksi tersebut adalah minimnya penggunaan teknologi di industri gula domestik.
Frans mencontohkan beberapa negara produsen gula yang menerapkan teknologi dalam industrinya. Sebagai contoh, Brasil fokus pada penggunaan mesin di kebun dan pabrik, sementara India fokus pada pengembangan jenis tebu di tingkat kebun.
"Oleh karena itu, penggunaan teknologi di Indonesia mutlak dibutuhkan," ujarnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan lahan pertanian seluas 1 juta hektare di Papua untuk menciptakan kawasan industri sebagai komitmen menciptakan swasembada gula nasional. Lahan tersebut nantinya bakal dimanfaatkan sebagai perkebunan tebu dan pembangunan pabrik gula.
Keputusan menyiapkan 1 juta hektar lahan untuk pengembangan industri gula dari hulu ke hilir itu merupakan hasil kesepakatan rapat internal antara Jokowi dengan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (12/12).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah menargetkan pembangunan minimal 20 pabrik gula berkapasitas 12 ribu ton cane per day (TDC) untuk mencapai target swasembada gula domestik. Amran menyebut pemerintah kini tengah berupaya untuk mengundang investor domestik dan luar negeri untuk membangun puluhan pabrik gula di tanah Papua.
"Investasi satu unit pabrik gula berkapasitas 12 ribu TCD berada di kisaran Rp 2,5 sampai Rp 3 triliun," kata Amran saat ditemui usai rapat.