Boeing Mengaku Salah soal Insiden Jendela Lepas Alaska Airlines
CEO Boeing Dave Calhoun mengakui terdapat kesalahan perusahaan pada insiden ledakan panel kabin pesawat 737 Max 9 milik Alaska Airlines. Ledakan terebut membuat jendela atau pintu pesawat Boeing tersebut terbuka beberapa menit setelah terbang di Portland pada pekan lalu sehingga terpaksa dilakukan pendaratan darurat.
"Pendekatan yang pertama-tama kami lakukan adalah mengakui kesalahan kami," ujar Calhoun saat menggelar pertemuan dengan para karyawannya pada Selasa (9/1), seperti dikutip dari CBS News. Informasi ini telah dikonfirmasi kepada juru bicara Boeing.
Ia memastikan akan 100% transparan dan mendukung penyelidika tengah dilakukan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikata atau NTSB tersebut untuk mengetahu penyebab insiden tersebut.
Insiden ledakan tersebut terjadi pada Jumat (5/1). Pesawat yang membawa 174 penumpang dan enam awak dan menuju Ontario, California, terpaksa melakukan pendaratan darurat kembali di Portland. Meski membuat para penumpang panik, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka akibat insiden ini.
Adapun regulator penerbangan Amerika Serikat atau FAA telah mengeluarkan larangan terbang terhadap 171 pesawat Boeing 737 Max 9 di seluruh dunia untuk pemeriksaan keselamatan. FAA mengatakan pada hari Selasa bahwa setiap Boeing 737-9 Max dengan pintu penutup akan tetap dilarang terbang sampai FAA menemukan bahwa setiap Boeing 737-9 Max dapat kembali beroperasi dengan aman.
Calhoun mengatakan pada hari Selasa bahwa kemampuan Alaska Airlines untuk dengan cepat menghentikan armada Max 9 dengan penutup pintu dapat mencegah, kemungkinan terjadinya kecelakaan lagi.
Calhoun menyampaikan terima kasih dan pujian yang sebesar-besarnya kepada pilot dan pramugari di pesawat Alaska Airlines yang mendaratkan kembali pesawat itu dengan selamat dalam keadaan yang sangat menakutkan.
“Mereka melatih hidup mereka untuk melakukan itu, tapi Anda tidak akan mengetahuinya sampai Anda mengetahuinya,” kata Calhoun.
Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Jennifer Homendy mengatakan kepada wartawan pada akhir pekan bahwa "kami sangat, sangat beruntung" tidak ada seorang pun yang duduk di dua kursi bersebelahan yang paling dekat dengan penutup pintu yang terlepas, yang tujuannya adalah untuk menutupi pintu keluar yang tidak digunakan.
Alaska Airlines mengatakan pesawat tersebut baru saja dikirim dari Boeing pada 31 Oktober. Homendy juga mengungkapkan bahwa pilot telah melaporkan bahwa pesawat yang sama mengalami tiga peringatan tekanan udara, dari lampu dasbor kokpit, antara 7 Desember hingga 4 Januari. Setidaknya satu kali terjadi dalam penerbangan.
United Airlines dan Alaska Airlines telah membatalkan ratusan penerbangan karena pesawat 737 Max 9 dilarang terbang. Pemeriksaan penutup pintu pada pesawat 737 Max 9 yang dilarang terbang menunjukkan adanya perangkat keras yang longgar, seperti baut yang perlu dikencangkan lebih lanjut.
United mengatakan, mereka yakin perangkat keras yang lepas pada pesawat mereka yang dilarang terbang adalah akibat dari masalah instalasi, yang menjadi tanggung jawab pabrikan.
Penyelidik semakin mencari empat baut yang belum ditemukan yang seharusnya menjaga panel pintu agar tidak terlepas selama penerbangan. Pejabat NTSB mengatakan mereka belum yakin apakah baut pada Alaska Airlines Max 9 "pernah ada". Selain itu, gugatan class action diajukan bulan lalu terhadap Spirit AeroSystems, produsen sumbat pintu yang meledak, atas tuduhan bahwa produknya mengalami kegagalan kualitas dan sering cacar.
Penyelidik sedang mencoba untuk menentukan apakah Boeing pernah menerima penutup pintu yang rusak dari Spirit Aerosystems di masa lalu. Spirit AeroSystems pernah menjadi unit manufaktur Boeing hingga dipisahkan pada 2005.