Pakar Pertanyakan Capres Strategi Keberlanjutan usai Hilirisasi
Para kandidat calon presiden dan wakil presiden kompak untuk mendukung hilirisasi di Indonesia. Meski begitu, mereka dinilai belum memiliki komitmen lanjutan setelah hilirisasi.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) dan Panelis Debat Ke-4 Pilpres 2024 Fabby Tumiwa mengatakan langkah lanjutan setelah hilirisasi sumber daya alam merupakan hal penting yang dibahas para calon pemimpin.
“Keberlanjutan itu penting, jika kita tidak sustain maka kita akan gagal,” ujarnya dalam diskusi Katadata Forum "Dilema Hilirisasi Tambang: Dibatasi atau Diteruskan" pada Kamis (25/1).
Namun menurut Fabby, pembicaraan mengenai keberlanjutan ini belum dibicarakan. “Saya tidak melihat ini di semua paslon berbicara soal whats next, mau jadi apa? Sehingga hal mendasarnya justru tidak dibahas,” ujar Fabby
Fabby menjelaskan hilirisasi merupakan upaya memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memenuhi amanat konstitusi demi kemakmuran rakyat. Namun yang namanya sumber daya alam jika dikeruk terus pasti akan habis.
“Memang betul saat kita mengeruk dan membangun industri pengolahan akan menghadirkan peningkatan ekonomi. Namun langkah selanjutnya apa?” ujarnya. “Pemerintah perlu memikirkan nasib keberlanjutan ekonomi bagi masyarakat ketika sumber daya alam ini habis.”
“Bagaimana nasib daerah tersebut ketika cadangannya sudah habis, apakah ekonominya sudah bertransformasi sehingga tidak bergantung pada sumber daya alam saja. Jangan sampai ini menjadi kutukan,” ucapnya.
Selain mengenai langkah kelanjutan dari hilirisasi, Fabby juga menyoroti dua hal lain yang tidak muncul dalam pembicaraan mengenai pemanfaatan sumber daya. Pertama, terkait penegakan hukum seperti illegal logging, illegal mining, dan illegal fishing.
“Kegiatan ilegal yang merampok sumber daya alam kita itu prakteknya luar biasa. Penegakan hukum menjadi penting sebab jika tidak diatasi maka masyarakat tidak dapat merasakan manfaat ekonomi dengan maksimal,” kata dia.
Kedua, optimalisasi sumber daya yang ada saat ini, dimana rantai pengelolaan sumber daya Indonesia belum sampai menghasilkan produk jadi. “Ini untuk mendapatkan manfaat yang optimal serta penciptaan tenaga kerja dan alih teknologi, kita harus hilirisasi hingga ujung,” ujarnya.