Harga Gula Diramal Terus Naik hingga Ramadan, Tembus Rp 18.000/kg
Asosiasi Gula Indonesia atau AGI memproyeksikan harga gula konsumsi terus naik hingga menembus Rp 18.000 per kilogram pada Ramadan 2024. Kenaikan harga ini akan terjadi karena tidak ada pabrik yang beroperasi sejak awal tahun.
Sekretaris Jenderal AGI Aris Toharisman mengatakan, pabrikan gula belum berproduksi karena belum memasuki musim giling tebu yang baru dijadwalkan Mei 2024. Kondisi tersebut diperburuk dengan kenaikan harga gula di pasar global.
Pasokan gula konsumsi nasional masih bergantung pada impor yang mencapai 30%. Adapun kuota impor gula konsumsi pada tahun ini sejumlah 708.000 ton.
"Harga gula di pasar dunia mulai naik seiring dengna proyeksi penurunan produksi di beberapa negara, khususnya Thailand," kata Aris kepada Katadata.co.id, Selasa (20/2).
Badan Pangan Nasional mendata harga gula konsumsi telah mencapai Rp 17.580 per kg hari ini, Selasa (20/2). Angka tersebut telah naik Rp 350 per kg dari posisi awal 2024 senilai Rp 17.230 per kg.
Harga gula konsumsi tertinggi ditemukan di Papua Pegunungan yang mencapai Rp 30.900 per kg. Sementara itu, harga gula konsumsi terendah ada di Kepulauan Riau atau hanya Rp 16.490 per kg.
Aris memproyeksikan, tren kenaikan gula konsumsi akan berlanjut dan baru berakhir pada April 2023 saat memasuki musim giling. Namun, harga gula konsumsi tidak akan menembus Rp 20.000 per kg pada bulan depan.
Saat musim giling, menurut dia, harga gula akan kembali turun ke kisaran Rp 15.500 per kg.
Kenaikan harga gula internasional pada tahun lalu membuat harga gula konsumsi di dalam negeri menembus Rp 35.000 per kg di Papua. Ini karena harga gula mentah internasional sempat mencapai Rp 9.195 per kg dan membuat importir tidak merealisasikan kuota impor gula.
Aris menjelaskan, minimnya realisasi impor gula pada Januari-Agustus 2023 bukan hanya disebabkan harga internasional. Menurutnya, hal tersebut disebabkan minimnya volume gula ekspor dari India dan Thailand.
Badan Pusat Statistik mendata kedua negara tersebut berkontribusi hingga 62,6% dari total impor gula pada 2022 yang mencapai 6 juta ton. Volume impor gula dari India mencapai 1,61 juta ton, sedangkan dari Thailand mencapai 2,41 juta ton.
Berdasarkan data BPS, total impor gula pada Januari-Agustus 2023 mencapai 3,5 juta ton. Mayoritas berasal dari Thailand, yakni mencapai 2,1 juta ton atau berkontribusi 60,63% dari total impor gula nasional.