Alasan Pemerintah Tambah 1,6 Juta Ton Kuota Impor Beras 2024
Kuota impor beras tahun ini bertambah 1,6 juta ton. Dengan demikian, totalnya sepanjang 2024 mencapai 4,1 juta ton.
Secara rinci, angka tersebut terdiri dari sisa kuota 2023 sejumlah 500 ribu ton, kuota awal tahun 2 juta ton, dan tambahan 1,6 juta ton. "Saya dapat laporan stok Bulog per kemarin mencapai 1,4 juta ton. Jadi, beras pemerintah banyak," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin (26/2).
Sebagai informasi, realisasi impor beras pada tahun lalu mencapai 3,5 juta ton. Capaian ini menjadi yang tertinggi selama 10 tahun terakhir.
Terkait tingginya harga beras, Zulhas mengatakan pasokan dalam negeri saat ini berkurang lantaran musim tanam yang bergeser dari September 2023 menjadi Januari 2024. Karena itu, pasokan beras lokal minim lantaran musim panen bergeser menjadi April-Mei 2024.
Namun, stok beras Bulog dipastikan aman dan perusahaan tidak akan menaikkan harga. "Jadi, kalau beras Bulog itu diminta terus, pasti impor akan naik," ujarnya.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut penambahan kuota impor beras sejumlah 1,6 juta ton adalah kuota cadangan. Dengan kata lain, ia masih berencana mempercepat realisasi kuota impor beras utama sejumlah 2 juta ton.
Pemerintah telah merealisasikan carry-over kuota 2023 sejumlah 500 ribu ton. Selain itu, 500 ribu ton beras dari kuota 2 juta ton dalam proses pengapalan ke dalam negeri.
Arief mengatakan masih ada waktu untuk merealisasikan kuota impor 2 juta ton tersebut. Hal tersebut penting lantaran Presiden Joko Widodo menugaskan stok beras Bulog setidaknya 1,2 juta ton setiap saat.
"Beliau (Jokowi) malah ingin ada 3 juta ton beras untuk stok Bulog sehingga pemerintah dapat memasok beras ke pasar saat belum masuk masa produksi," kata Arief.
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi memastikan stok cadangan beras pemerintah atau CBP dalam kondisi aman hingga Juni 2024. Indonesia mendapat tawaran mengimpor beras dari Thailand sebanyak 2 juta ton.
Tawaran tersebut terdiri dari skema antar pemerintah dan antar bisnis masing-masing 1 juta ton. Lalu, Bulog mendapat tawaran mengimpor beras dari India sebanyak satu juta ton. Selain itu, terdapat penawaran dari Pakistan, Vietnam, dan negara lain mencapai 1 juta ton.
"Pada Oktober hingga November lalu kami berada dalam posisi mencari dan berharap belas kasihan mencari beras impor. Sekarang, posisi tawarnya berubah. Kalau dikerjakan dengan benar, jadi itu barang," kata Bayu dalam diskusi Indonesia Menuju Kedaulatan Pangan, Kamis (21/12).