Bos Pupuk Indonesia Cemas Kondisi Beras Lebih Tak Aman Tahun Depan

Andi M. Arief
5 Maret 2024, 15:40
beras, stok beras, pupuk indonesia, IDE 2024
Katadata/Hufaz
Diskusi sesi "Tasting the Future: Driving Sustainable Food Security" IDE Katadata 2024 di Bali Room Kempinsky, Jakarta, Selasa (5/3).
Button AI Summarize

PT Pupuk Indonesia melihat kondisi pasokan beras pada tahun ini akan aman ditopang pasokan beras dari panen raya yang berlangsung mulai bulan ini. Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi justru mencemaskan situasi beras pada tahun depan. 

Rahmad menjelakan, pihaknya dapat mengetahui proyeksi produksi beras berdasarkan waktu pemupukan. Ia mengaku tak khawatir dengan pasokan tahun ini karena panen raya akan terjadi pada Maret hingga Mei. 

"Saya justru tidak bisa tidur memikirkan setelah 2024 karena kebijakan harga gas bumi tertentu akan berakhir dan apakah akan diteruskan," ujar Rahmad saat berbicara di IDE 2024 dalam sesi "Tasting the Future: Driving Sustainable Food Security" di Jakarta, Selasa (5/3).

Ia menjelaskan, pupuk menjadi salah satu faktor dalam produksi padi. Sementara gas adalah salah satu bahan baku utama pupuk. Sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 15 Tahun 2022, industri pupuk termasuk salah satu yang menikmati harga gas murah sebesar US$ 6 per MMBTU. Namun, kebijakan tersebut akan berakhir tahun ini. 

Menurut Rahmad, jika kebijakan HGBT tak dilanjutkan, harga pupuk berpotensi naik tajam dan mempengaruhi harga pangan, termasuk beras. Ia bahkan khawatir petani akan berhenti bertani jika harga pupuk melonjak karena kenaikan harga gas. 

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjelaskan produksi panen raya pada tahun ini tak akan sebaik pada tahun lalu. Namun demikian, pemerintah memiliki cadangan komitmen impor beras mencapai 4,1 juta ton, termasuk kuota impor sebanyak 500 ribu ton yang dialihkan dari tahun lalu. 

Berdasarkan data BPS, rencana impor beras sebanyak 4,1 juta ton merupakan yang tertinggi sejak tahun 2000. Impor beras tertinggi sebelumnya tercatat pada tahun lalu yang menembus 3,06 juta ton. 

Meski demikian, Arief mengaku, tak seluruh kuota impor akan direalisasikan. Realisasi impor akan bergantung pada produksi beras dan kebutuhan domestik. 

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...