Pemerintah Dorong Hilirisasi Pertanian untuk Sejahterakan Petani
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki akan mendorong program hilirisasi pertanian untuk meningkatkan pendapatan petani. Teten menilai hilirisasi mampu menghasilkan pekerjaan berkualitas dengan pendapatan lebih tinggi.
Ia menjelaskan, pemerintah saat ini sedang mendorong hilirisasi produk-produk sumber daya alam, termasuk komoditas agrikultur dan akuakultur. Teten berpendapat, hilirisasi komoditas tersebut akhirnya akan meningkatkan lahan maupun skala usaha petani dan nelayan di dalam negeri.
"Harapannya ke depan tidak ada lagi kegiatan perikanan dan pertanian perorangan, berskala kecil, tidak berskala ekonomi, dan tidak terencana. Semua usaha harus sesuai desain," kata Teten dalam keterangan resmi, Jumat (22/3).
Oleh karena itu, ia bekerja sama dengan Vietnam untuk mengembangkan sektor agrikultur dan akuakultur melalui koperasi dan UKM. Menurutnya, kerja sama tersebut dapat memperkuat kedudukan Indonesia dan Vietnam di Asia Tenggara.
Teten menjelaskan, kerja sama tersebut akan meliputi modernisasi agrikultur dan akuakultur melalui digitalisasi, penelitian, dan pengembangan. Tujuan akhir kerja sama tersebut adalah peningkatan kualitas dan daya saing produk pertanian dan perikanan di dalam negeri dan Vietnam.
“Kami terbuka untuk bekerja sama dengan Vietnam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pertanian dan perikanan di kedua negara,” ujarnya.
Ia menjelaskan, komoditas yang akan menjadi fokus pengembangan di dalam negeri adalah rumput laut, udang, sidat, sawit, kelapa, jahe merah, padi, buah-buahan, bambu, dan rotan. Sementara itu, komoditas yang jadi fokus pengembangan di Vietnam adalah ikan baramundi, udang, lobster, durian, mangga, dan nangka.
Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi oleh Usaha Mikro dan Kecil mencapai Rp 278,1 triliun sepanjang 2023. Investasi oleh usaha mikro tercatat lebih besar dari usaha kecil atau senilai Rp 155,1 triliun pada 3,34 juta proyek.
Nilai investasi yang dilakukan pelaku usaha kecil mencapai Rp 123 triliun untuk 426.157 pelaku usaha. Mayoritas atau 82,5% dari investasi usaha mikro dan kecil dilakukan oleh pelaku pengusaha di bidang perdagangan dan jasa yang mencapai Rp 229,6 triliun.
Investasi oleh usaha mikro dan kecil di bidang manufaktur mencapai Rp 25,7 triliun, sedangkan di bidang primer sekitar Rp 22,8 triliun.
Kementerian Investasi mencatat, mayoritas investasi oleh usaha mikro dan kecil ditanamkan pada proyek perdagangan dan reparasi yang mencapai Rp 97,6 triliun pada 1,52 juta proyek. Capaian tersebut diikuti oleh investasi di proyek jasa lainnya senilai Rp 59,9 triliun pada 537.144 proyek.
Investasi usaha mikro dan kecil paling banyak terjadi di Jawa Barat senilai Rp 48,1 triliun pada 701.117 proyek. Capaian tersebut diikuti DKI Jakarta senilai Rp 38,2 triliun, Jawa Timur senilai Rp 32,1 triliun, Jawa Tengah senilai Rp 20,9 triliun, dan Banten senilai Rp 17 triliun.
Sebanyak 56,2% dari total investasi usaha mikro dan kecil terjadi di Pulau Jawa. Hal tersebut berbanding terbalik dengan realisasi total investasi sepanjang 2023.