Rupiah Anjlok Paling Dalam di Asia, Dolar AS Tembus Rp 16.175
Nilai tukar rupiah kembali anjlok hingga 2,07% pada perdagangan hari ini ke level 16.175 per dolar AS. Rupiah melemah paling dalam di antara mata uang Asia utama. Yuan Cina melemah 0,01%, peso Filipina 0,31%, won Korea Selatan 0,77%, yen Jepang 0,18%, ringgit Malaysia 0,33%, rupee India 0,11%, dolar Taiwan 0,36%, dan dolar Singapura 0,125. Sementara itu, baht Thailand justru menguat 0,27%.
Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim indeks rupiah sepanjang tahun ini masih sedikit lebih baik dibandingkan beberapa negara Asia lainnya. seperti Malaysia dan Cina.
“Yang lebih baik dari kita adalah salah satunya Korea Selatan dan Thailand jadi kita yang tidak terdampak tinggi tapi banyak,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/4).
Airlangga juga menilai, fundamental ekonomi Indonesia saat ini juga masih kuat meski rupiah melemah.
Mengapa rupiah anjlok?
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Edi Susianto mengatakan, terdapat perkembangan di global, yakni rilis data fundamental AS yang mempengaruhi pergerakan rupiah usai libur Lebaran. Data terbaru ekonomi Amerika yang dirilis mencakup inflasi dan penjualan retail yang berada di atas ekspektasi pasar.
“Selain itu terdapat memanasnya konflik di timur tengah khususnya konflik Iran-Israel. Perkembangan tersebut menyebabkan makin kuatnya sentimen risk off, sehingga mata uang emerging markey khususnya Asia mengalami pelemahan terhadap USD,” ujar Edi kepada Katadata.co.id, Selasa (16/4).
Edi menjelaskan DXY selama periode libur lebaran menguat sangat signifikan yaitu dari 104 menjadi di atas 106 . Selama libur lebaran, Pasar NDF IDR di offshore juga sudah tembus di atas 16.000, atau sudah di sekitar 16.100, sehingga rupiah dibuka di sekitar angka tersebut.