Garuda soal Insiden Mesin Pesawat Terbakar: 100 Penerbangan Terdampak
PT Garuda Indonesia Tbk menyatakan insiden percikan api pada penerbangan rute Makassar-Madinah berdampak pada 100 penerbangan domestik dan internasional maskapai terseut hingga 25 Mei 2024. Ini karena pesawat dalam insiden tersebut kini dilarang terbang dan harus digantikan oleh dua pesawat yang sedang aktif digunakan.
Pesawat yang kini dilarang terbang adalah pesawat berbadan lebar B747-400 berkapasitas 450 penumpang. Pesawat tersebut kini diganti dengan dua pesawat berbadan sempit, yakni B777-300 berkapasitas 368 penumpang dan A300-200 berkapasitas 242 orang.
"Kami sudah sampaikan ke seluruh pengguna penerbangan Garuda Indonesia soal implikasi ini dan memohon maaf. Untuk kami, penerbangan jamaah jadi kewajiban utama," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VIII DPR, Senin (20/5).
Garuda Indonesia menggunakan 18 unit pesawat dalam mengantarkan jamaah haji pada tahun ini. Sebanyak 10 unit pesawat merupakan milik Garuda, sedangkan delapan unit disewa dari luar negeri.
Garuda menyewa dua unit Boeing 747-400 dari Aquline Airlines asal Moldova dengna nomor registrasi ER-BOS dan ER-TRV. Pesawat dalam insiden percikan api tersebut memiliki nomor registrasi ER-BOS.
Irfan menjelaskan, penerbangan tersebut akhirnya terlambat selama enam jam dan 14 menit atau kembali terbang dengan menggunakan pesawat berkode ER-RV pukul 21.44 WITA. Dua pesawat yang menggantikan ER-BOS mulai digunakan pada penerbangan GIA-1106 dan GIA-1306.
Irfan menekankan, dua pesawat berbadan sempit tersebut akan terus digunakan hingga ER-BOS atau B747-400 yang kini dilarang terbang dapat kembali beroperasi. "Kami fokus untuk memberangkatkan seluruh maskapai secepat mungkin dengan cara apapun dengan biaya berapapun. Kami percaya biaya yang kami keluarkan tidak sebanding dengan upaya jamaah yang belasan tahun melunaskan dan belasan tahun menunggu," ujarnya.
Irfan mengatakan, proses investigas masih berlangsung. Mesin pesawat tersebut kini masih diperiksa oleh empat pihak, yakni Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT Indonesia, KNKT Amerika Serikat, The Boeing Company, dan produsen mesin penerbangan tersebut:Pratt & Whitney Co.
"Penyebab percikan api sedang dalam investigasi. Namun saya dapat memastikan kerusakan tidak disebabkan oleh adanya benda asing yang masuk ke mesin. Tampaknya sudah bisa dikonfirmasi, percikan api disebabkan internal engine tersebut," katanya.