Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Alumni Tarnus yang Jadi Bos Garuda Indonesia

Agustiyanti
15 November 2024, 16:41
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) dan Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani (kanan) menggelar pertemuan sehari sebelum RUPSLB Garuda Indonesia pada Kamis (14/11).
Instagram/Wamildantsani
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) dan Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani (kanan) menggelar pertemuan sehari sebelum RUPSLB Garuda Indonesia pada Kamis (14/11).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menunjuk Wamildan Tsani Panjaitan sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia menggantikan Irfan Setiaputra. Wamildan saat ini adalah Pelaksana Tugas atau Plt Direktur Utama Lion Air. 

Profil Wamildan Tsani Panjaitan

Tsani memimpin Lion Air sebagai pelaksana tugas sejak 2023. Ia sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keselamatan, Keamanan dan Kualitas di grup maskapai tersebut.

Kariernya di dunia penerbangan dimulai sejak 2023 setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Angkatan Udara atau AAU. Alumni SMA Taruna Nusantara ini memulai karier sebagai pilot. Ia kemudian menjadi pengajar di sekolah penerbangan TNI Angkatan Udara hingga pensiun dini dan kemudian bergabung dengan Lion Air. 

Kementerian BUMN mengangkat Wamildan untuk menggantikan Irfan Setiaputra sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB pada Jumat (15/11). Irfan saat dikonfirmasi Katadata.co.id mengaku menerima keputusan tersebut. 

Kabar perombakan direksi di jajaran Garuda Indonesia ini sudah beredar sejak pekan lalu, demikian pula dengan nama Wamildan yang akan mengisi posisi pucuk pimpinan BUMN tersebut.

Kinerja Garuda Indonesia

PT Garuda Indonesia Tbk mencatatkan kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$ 131,222 juta atau setara Rp 2,06 triliun hingga September 2024 dengan asumsi kurs Rp 15.728 per dolar AS. Kerugian GIAA membengkak 81,29% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 72,38 juta.

Rugi perusahaan meningkat meski pendapatan perusahaan naik dari US$ 2,23 miliar pada periode yang sama sebelumnya menjadi  US$ 2,56 miliar. Ini karena ada sejumlah beban yang meningkat sehingga membuat kinerja keuangan Garuda tertekan.

Beban operasional penerbangan naik 14% secara tahunan mencapai US$ 1,29 miliar atau Rp 20,34 triliun hingga periode kuartal III 2024. Kenaikan juga terjadi pada beban keuangan dari US$ 337,89 menjadi  US$ 374,33 juta atau Rp 5,88 triliun. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...