Pernah Terlilit Utang, Omset Pemilik Sarang Maduku Kini Rp 2 Miliar

Desy Setyowati
8 Juni 2024, 06:30
bisnis madu, sarang maduku,
Katadata/Desy Setyowati
Pemilik usaha Sarang Maduku Andoni Pridatama dan E-Commerce Communications Director ShopTokopedia Nuraini Razak
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Andoni Pridatama meraup omset Rp 2 miliar per tahun dari bisnis madu Sarang Maduku. Ia sempat terlilit utang sebelum memulai usaha.

Pria asal Malang, Jawa Timur tersebut sebelumnya bekerja di bank. Ia kemudian keluar dari pekerjaannya pada 2019 dan membuka usaha.

“Saya sempat terlilit utang ratusan juta. Saya dan istri membuka usaha dengan berjualan gamis, durian, dan peyek. Alhamdulillah, kami bertemu peternak lokal di Malang dan memulai bisnis pada 2020,” ujar Doni saat acara kunjungan Tokopedia dan Shop Tokopedia di Malang, Jawa Timur, Senin (3/6).

Modal awal Rp 500 ribu, yang hanya cukup untuk membeli 10 kotak sarang.

Membuka bisnis madu pun bukan tanpa tantangan. Ia pernah ditipu oleh mitra peternak lebah, sehingga merugi Rp 30 juta.

Ia tidak menyerah dan terus melanjutkan usaha. Semangat ini pun disambut dengan tingginya permintaan madu saat pandemi Covid-19.

“Awal-awal kami kebingungan, karena masih baru dalam berjualan. Tiga bulan merintis, madu banyak dicari orang saat pandemi corona. Kami pun kewalahan,” ujar dia.

Jumlah peternak yang bekerja sama dengan Sarang Maduku pun melonjak dari dua menjadi 30 saat pandemi Covid-19. Kini total peternak 120 yang berasal dari Malang, Kediri, Pati, Subang hingga Sumatra.

Sarang Maduku dapat menjual sampai 30 juta ton madu per bulan. Omsetnya sekitar Rp 2 miliar per tahun, dengan jangkauan pasar hingga Sumatra dan Papua.

Doni terus berinovasi dalam menjalankan usaha madu, terutama setelah permintaan menurun pasca-pandemi corona. Ia pun menggembalakan lebah hingga ke Sumatra, sehingga menghasilkan 33 varian produk madu.

Sarang Maduku mengelola tiga jenis lebah yakni lebah ternak, lebah hutan, dan lebah klanceng. UMKM ini menggembalakan lebah ke beberapa daerah untuk menghasilkan rasa dan khasiat madu yang berbeda.

Doni menjelaskan, lebah keluar kandang pada pagi hari sekitar pukul 5 atau 6 untuk mencari nektar. Kemudian pulang pada sore menjelang malam. Pada saat itu, petugas mengunci sarang lebah.

Setelah madu dipanen, lebah dibawa ke daerah lain di mana mitra peternak berada misalnya, Subang, Jawa Barat. “Begitu pagi, mereka keluar dan memakan bunga pohon rambutan di Subang. Rasa madunya akan berbeda,” ujar dia.

Hasilnya kemudian digiling dan diproses penyaringan. Madu yang sudah diproses kemudian dibawa kembali ke Malang.

Inovasi lainnya yakni mengembangkan produk untuk diet. Sarang Maduku mengombinasikan madu dengan sari lemon dan chia seed atau selasih.

Reporter: Desy Setyowati, Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...