Sritex Dorong Pemerintah Terapkan Hambatan untuk Tekstil asal Cina

Andi M. Arief
25 Juni 2024, 16:55
sritex, tekstil, impor cina
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Pembeli memilih pakaian bekas impor di salah satu kios di Pasar Metro Atom, Pasar Baru, Jakarta, Kamis (16/3/2023). Presiden Joko Widodo mengatakan bisnis impor pakaian bekas sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
Button AI Summarize

PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex mendorong pemerintah menerbitkan kebijakan untuk menghambat produk tekstil impor asal Cina. Penerapan hambatan ini bertujuan untuk membuat level playing field yang sama.

Daya saing tekstil dari Negeri Panda saat ini lebih tinggi karena banyak masuk dari jalur tidak resmi dan tidak membayar pajak apapun. Dampaknya, industri dalam negeri menjadi babak belur.

"Kami mengharapkan pemerintah bisa menetapkan barrier (hambatan) tarif maupun non-tarif untuk produk-produk tekstil asal Cina," kata Welly dalam paparan publik, Selasa (25/6).

Daya saing tekstil asal Cina bahkan lebih tinggi dari Sritex. Sebab, perusahaan membayar beberapa jenis pajak, seperti pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan badan, dan pajak penghasilan karyawan.

Di sisi lain, biaya produksi pabrik tekstil lokal sudah cukup rendah. Biaya tenaga kerja Sritex termasuk rendah karena berada di Jawa Tengah. Hanya satu negara yang mampu menyaingin biaya tenaga kerja di provinsi tersebut, yaitu Bangladesh. 

Welly mengtakan, pemerintah dapat mencontoh perlindungan pasar lokal dari produk luar yang dilakukan Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. Harga tekstil asal Cina sangat kompetitif dibandingkan dengan produk besutan Negeri Paman Sam.

Pada saat yang sama, produk Cina saat ini dinilai kesulitan untuk menembus pasar Eropa. Perlindungan pasarnya membuat sektor manufaktur Indonesia pun kesulitan untuk melakukan ekspor ke Benua Biru. "Jadi, mereka main aturan untuk melindungi pasarnya," ucap Welly. 

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...