Industri Plastik Tunda Investasi Rp 439 T Gara-gara Permendag Impor

Andi M. Arief
8 Juli 2024, 17:40
petrokimia, plastik, permendag
123rf.com
Ilustrasi.
Button AI Summarize

Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia atau Inaplas menyatakan investasi di industri plastik senilai US$ 27,08 miliar atau sekitar Rp 439 triliun ditunda akibat Peraturan Menteri Perdagangan No. 8 Tahun 2024. Para pengusaha itu juga menilai aturan baru impor tersebut memperburuk utilisasi industri aromatik yang telah tergerus sejak awal tahun ini.

Kementerian Perindustrian mencatat, total investasi hingga 2030 mencapai US$ 31,41 miliar dalam enam proyek industri plastik. Permendag No. 8 Tahun 2024 membuat total investasi yang terealisasi hingga akhir dekade ini menjadi hanya US$ 4,3 miliar.

Investasi hanya direalisasikan oleh PT Lotte Chemical Indonesia senilai US$ 4 miliar dengan target produksi 2025, serta Pertamina dan PT Polytama Propindo senilai US$ 322 juta dengan target operasi 2027.

"Kalau bicara rencana investasi yang terealisasi, hanya dua itu. PT Chandra Asri Pacific Tbk akan mengalihkan fokus operasi ke pabrik klor alkali yang bukan memproduksi produk petrokimia," kata Sekretaris Jenderal Inaplas Fajar Budiono di Kantor Kementerian Perindustrian, Senin (8/7).

Fajar memaparkan, Chandra Asri sebelumnya berencana membangun pabrik kedua dengan kapasitas produksi Polipropilena 300.000 ton dan Polietilena hingga 450.000 ton. Total investasi pembangunan pabrik baru tersebut mencapai US$ 5 miliar atau Rp 63,1 triliun dengan target produksi 2029.

Namun demikian, menurut dia, Permendag No. 8 Tahun 2024 membuat Chandra Asri menahan rencana investasi tersebut. Beleid tersebut dinilai membuka keran impor produk petrokimia  yang membuat investasi penambahan kapasitas produksi tidak menarik.

Aksi Chandra Asri pun diikuti oleh tiga pabrik lainnya, yakni PT Sulfindo Adiusaha, PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama, dan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia atau PRPP. Rencana investasi industri plastik terbesar hingga 2030 sebelumnya akan dilakukan oleh PRPP yang mencapai US$ 18 miliar.  

Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin Reni Yanita mengonfirmasi, hanya dua rencana investasi di industri petrokimia yang akan terealisasi. Reni mencatat, realisasi investasi oleh Lotte Chemical saat ini sudah mencapai 80%.

Lotte Chemical berencana memproduksi 250.000 ton Polipropilena per tahun dengan investasi tersebut. Sementara itu, realisasi investasi Pertamina dan Polytama yang kini mencapai 30% akan memproduksi 300.000 ton polipropilena. "Untuk empat industri petrokimia lainnya masih menunggu kembali dan melihat situasi di dalam negeri," kata Reni.

Bikin Industri Polyester Terpuruk

Selain investasi, Fajar mengatakan Permendag Nomor 8 Tahun 2024 telah memperburuk kondisi industri polyester. Beleid tersebut membuat pasar garmen di dalam negeri dipenuhi produk impor.

Fajar mendata utilisasi industri polyester pada akhir 2023 mencapai 90% dengan volume produksi sekitar 1,25 juta ton. Kini, menurut dia, utilisasi industri polyester hanya 63% dengan proyeksi volume produksi 990.000 ton sampai akhir tahun ini.

Ia mengatakan, penurunan utilisasi tersebut disebabkan oleh permintaan industri benang dan kain yang susut pada paruh pertama 2024. Permendag No. 8 Tahun 2024 yang berlaku pada Mei 2024 dinilai memperburuk minimnya permintaan pabrik tekstil domestik tersebut.

"Industri polyester ini sudah kembang-kempis. Permendag No. 8 Tahun 2024 memperparah kondisi industri tekstil yang membuat polyester di dalam negeri tidak terserap," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...