Dua Investor Asing Minat Masuk IKN, Siapa Saja?
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sekaligus Plt Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menyebut, terdapat sekitar 60 investor yang tengah berproses untuk menanamkan modal di Ibu Kota Negara atau IKN. Dua di antaranya merupakan investor asing yang berasal dari Cina dan Jepang.
"Dari sekitar 220 investor tersebut, terdapat 45 investor yang kemarin sudah melakukan groundbreaking. Sekarang sisanya, sedang proses itu ada sekitar 60-an investor, ini akan kita coba percepat lagi," ujar Basuki seperti dikutip dari Antara (9/8).
Basuki menjelaskan, dua investor asing yang berasal dari Jepang dan Cina akan masuk di sektor properti di IKN. "Fokusnya sektor properti, jadi bukan hanya perumahan, ada hotel, ada kantor," kata Basuki.
Basuki sebelumnya menyebut, investor asal Jepang Sojitz Corporation berminat menanamkan uangnya di Nusantara. Mereka tertarik berinvestasi di sektor properti. Sojitz merupakan perusahaan manufaktur asal Jepang yang bergerak di bidang otomotif, dirgantara, infrastruktur, energi, pertambangan, daur ulang, kimia, pangan, dan ritel.
Menurut Basuki, Sojitz sedang menghitung investasi yang dibutuhkan untuk beroperasi di Nusantara. "Sektor yang diminati adalah properti. Sojitz iut berpotensi tidak menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha," kata Basuki..
Adapun pemerintah tetap mengeluarkan anggaran negara jika investor berinvestasi dengan skema KPBU. Sejauh ini, kebanyakan investasi di bidang properti menggunakan skema KPBU, salah satunya Rusun ASN.
Basuki menilai Sojitz berpotensi menggunakan skema investasi Kerja Sama Operasi atau KSO. Dengan kata lain, Sojitz dapat bekerja sama dengan perusahaan lain saat membangun properti di Nusantara. Di sisi lain, Basuki berencana untuk tidak mencari investor baru dan fokus membantu investor yang telah melayangkan surat minat investasi atau LoI.
Ia mengaku OIKN telah menerima sekitar 460 LoI sampai saat ini. Namun demikian, Basuki mengatakan hanya 420 LoI yang lolos dari analisa layak investasi. Menurutnya, sejauh ini baru 28 investor atau 6,66% dari total LoI yang telah terealisasi investasinya di Nusantara.
"Jadi, kami tidak mengejar investor baru, wong ini sudah ada investor yang berminat. Tinggal dipercepat realisasi LoI tersebut kok," katanya.
Basuki optimistis dapat mendatangkan investasi senilai Rp 100 triliun ke IKN. Strategi yang akan digunakan adalah mengubah status hak milik tanah di Nusantara dalam waktu dekat melalui Peraturan Presiden.