Kepala Otorita: Restoran hingga Barbershop akan Tersedia di IKN

Ringkasan
- Cerita rakyat Melayu dari Sumatera Utara sering mengandung pesan moral dan nilai pembelajaran, seperti tergambar dalam kisah Lubuk Omas yang bercerita tentang tragisnya akhir seorang gadis karena cinta yang tidak direstui.
- Dalam cerita "Si Buyung Besar" dan "Jibau Malang," diceritakan tentang hubungan antarmanusia, petualangan, dan ujian kehidupan yang harus dihadapi, yang mencerminkan nilai-nilai keberanian, kesetiaan, dan kebijaksanaan.
- Cerita "Danau Laut Tador" menciptakan narasi tentang sebuah kerajaan yang berakhir tragis karena kekecewaan dan kesedihan, menggambarkan betapa pentingnya pemahaman dan perhatian terhadap perasaan dan keinginan orang lain, serta mengajarkan tentang konsekuensi dari keputusan yang diambil dalam keputusasaan.

Otorita Ibu Kota Nusantara menargetkan seluruh perkantoran dan hunian di IKN, Kalimantan Timur siap digunakan pada Desember ini. Bangunan pendukung ekosistem kehidupan IKN, mulai dari restoran hingga tempat potong rambut juga telah disiapkan.
"Restoran, kafe, laundri, barbershop-nya untuk potongan rambut, semua kita siapkan di sana," ujar Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono di sela-sela Kongres Persatuan Insinyur Indonesia XXIII di Yogyakarta, Kamis (6/12), seperti dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, kantor Kementerian Koordinator Perekonomian yang terdiri atas 16 menara sudah siap digunakan. Hunian yang terdiri dari 47 menara saat ini juga sudah siap.
Meski demikian, menurut Basuki, masih banyak yang perlu diselesaikan di IKN, baik pembangunan fisik maupun nonfisik. Ia pun menilai, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) harus banyak berperan.
"Pembangunan IKN tidak hanya sebagai pembangunan fisik saja, tapi juga nonfisiknya. Misalnya kita harus menata kawasan Sepaku, itu tidak hanya engineering, tapi socio-engineering-nya lebih kuat. Karena kita harus mengikuti juga masyarakatnya," kata dia.
Ia mengakui, ada beberapa daerah di IKN yang mempunyai tanah berupa serpihan tanah liat dengan daya dukung rendah sehingga harus mendapat penanganan khusus agar lebih kuat. Pada tanah dengan kondisi khusus tersebut, OIKN memanfaatkannya untuk kawasan konservasi sumber daya air.
"Kami membangun 60 embung-embung di sana. Dari riparian, dari air limpasan. Jadi kami sangat melihat kondisi tanah dan kondisi konservasi sumber daya air," kata dia.