Tol Demak-Tuban Dilelang Tahun Depan, Butuh Investasi Rp 45,71 Triliun
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menargetkan tender proyek Tol Demak-Tuban akan dimulai pada kuartal kedua tahun depan. Proyek tersebut kini masih dalam tahap readiness criteria atau kriteria kesiapan yang harus dipenuhi sebelum melakukan tahapan.
Basuki menghitung, dana yang dibutuhkan untuk pembebasan tanah proyek tersebut mencapai Rp 4 triliun. Panjang Tol Demak-Tuban dirancang mencapai 180,58 kilometer.
"Dukungan konstruksi Tol Demak-Tuban diperkirakan senilai Rp 1 triliun, sedangkan analsisi finansial menunjukkan tingkat pengembalian investasi tol tersebut mencapai 11% per tahun," kata Basuki dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Rabu (21/8).
Tol Demak-Tuban akan menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Saat ini, Jawa Tengah dan Jawa Timur telah dihubungkan Jalan Tol Solo-Ngawi sepanjang 90,43 km.
Walau demikian, Basuki menilai Tol Demak-Tuban tetap harus dibangun lantaran pembangunan di koridor selatan saat ini jomplang. "Kami memang harus membangu Jalan Tol Demak-Tuban," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, Tol Demak-Tuban membutuhkan investasi mencapai Rp 45,71 triliun. Adapun pemenang tender proyek tersebut akan memiliki konsesi selama 50 tahun.
Kementerian Keuangan mendata APBN telah mampu membantu penambahan jalan tol sepanjang 1.938 kilometer (km) dan jalan nasional non-tol sepanjang 4.574 km selama pembangunan 10 tahun terakhir.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya menjelaskan, beberapa faktor yang menjadi dasar kebijakan prioritas pembangunan infrastruktur selama dua periode kepemimpinannya. Ketersediaan infrastruktur jalan tol dan pelabuhan menjadi faktor utama daya tarik investasi ke dalam negeri.
Jokowi mengatakan penyediaan akses jalan tol dan pelabuhan bisa menekan biaya logistik menjadi 14% dari sebelumnya di angka 24%. Ini berdampak pada penurunan tingkat harga komoditas industri, pangan, dan energi di daerah.
Dia mengatakan, capaian penekanan harga komoditas bisa terlihat dari laju angka inflasi. Jokowi menyebut angka inflasi dapat ditekan di bawah 3% saat ini.
"Kalau infrastruktur tidak baik, siapa investor yang mau masuk ke Indonesia," kata Jokowi saat memberikan sambutan Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Jokowi dalam Bidang Konstruksi, Infrastruktur, dan Investasi di Auditorium Menara Bank Mega Jakarta pada Rabu (31/7).
Pembangunan infrastruktur juga memicu kenaikan peringkat daya saing Indonesia naik ke posisi ke-27 pada tahun ini, dari posisi ke-34 pada tahun lalu.