Erick Rombak Jajaran Direksi Bulog, Angkat Tiga Mantan Pejabat Pertahanan
Menteri BUMN Erick Thohir menempatkan tiga orang yang pernah menjabat di industri pertahanan dalam jajaran direksi Perum Bulog. Namun Bulog menyatakan belum mendapatkan arahan selanjutnya terkait operasional usai perombakan direksi tersebut.
Erick resmi mengangkat Wahyu Suparyono sebagai Direktur Utama Perum Bulog, menggantikan Bayu Krisnamurthi. Penetapan Wahyu sebagai Direktur Utama Bulog tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor : SK-73/DHK.MBU.A/09/2024.
"Sampai sekarang belum ada informasi terkait perubahan arah operasi Bulog, karena pergantian posisi Direktur Utama Bulog diproses di Kementerian BUMN. Pak Wahyu sudah mulai berkantor hari ini," kata Kepala Bagian Humas dan Kelembagaan Bulog Andrew Ramadhan Shahab kepada Katadata.co.id, Selasa (10/9).
Wahyu sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama di perusahaan asuransi khusus Tentara Nasional Indonesia, yakni Asabri. Selain Bayu, pemerintah mengganti Purnomo Sinar Hadi dengan Sudarsono Hardjosoekarto sebagai Direktur Human Capital.
Sudarsono sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Kesatuan bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri. S, Sudarsono kini menjabat sebagai komisaris anak usaha ID Food, yakni PG Rajawali I.
Terakhir, pemerintah menciptakan posisi Wakil Direktur Utama Bulog yang kini ditempati Marga Taufiq. Marga sebelumnya menjabat sebagai Staf Khusus Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan Kementerian Pertahanan.
Mantan Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi menyarankan agar pemerintah mempercepat penugasan impor beras tahun depan. Ini karena stok akhir Bulog pada akhir tahun ini diproyeksi hanya mencapai 1,5 juta ton akibat penyaluran bantuan pangan.
Bayu mengatakan, Cadangan Beras Pemerintah saat ini mencapai 1,35 juta ton. Angka tersebut akan bertambah menjadi 2,45 juta ton akibat kedatangan beras impor sejumlah 900.000 ton hingga akhir tahun ini.
Pada saat yang sama, Bulog menargetkan serapan beras lokal pada Agustus-Oktober 2024 sejumlah 200.000 ton. Namun Bulog akan menyalurkan bantuan pangan pada Oktober dan Desember 2024 dengan total 900.000 ton.
Bayu menjelaskan, ada dua kesulitan yang dihadapi untuk menyerap beras produksi lokal, yakni harga dan kualitas. Oleh karena itu, Bulog memproyeksikan hanya dapat menyerap 200.000 ton dari surplus produksi beras nasional Agustus-Oktober 2024 yang diperkirakan mencapai 1 juta ton.
Total serapan Bulog dari dalam negeri hanya dapat mencapai 1,03 juta ton tahun ini. Angka tersebut sudah termasuk penugasan pemerintah untuk menyerap 600.000 ton beras lokal sepanjang 2024.
Bayu mengatakan, pembelian beras oleh Bulog dibatasi oleh Harga Pembelian Pemerintah senilai Rp 11.000 per kilogram. "Harga beras di tingkat penggilingan sudah Rp 12.100 per kg, sehingga Bulog tidak bisa beli beras lokal," kata Bayu dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Rabu (4/9).