Trump Ancam Tarif 100% ke Anggota BRICS, Mengapa RI Masih Ingin Gabung?

Agustiyanti
3 Desember 2024, 07:06
BRICS, trump, anggota brics, tarif
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym.
Menteri Luar Negeri Sugiono mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/12/2024). Rapat tersebut membahas rencana program kerja 100 hari Kementerian Luar Negeri.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengancam negara-negara yang menjadi bagian dari BRICS akan membayar tarif impor 100% di masa pemerintahannya. Indonesia saat ini tengah berproses untuk menjadi anggota BRICS dan belum berencana mundur.

BRICS merupakan singkatan dari Brasil, Russia, India, China, South Africa. KTT BRICS pertama digelar pada 16 Juni 2009 di Yekaterinburg.

Menteri Luar Negeri Sugiono menjelaskan, banyak hal yang diperjuangkan oleh BRICS sejalan dengan Indonesia. Selain sistem multilateral yang lebih inklusif, dia menyebut bahwa BRICS kerap mengangkat isu yang kerap disuarakan oleh Indonesia di dunia internasional, misalnya menyangkut kemerdekaan Palestina.

Dia menilai BRICS akan bisa dimanfaatkan Indonesia sebagai kendaraan tepat dalam membahas dan memajukan kepentingan bersama negara-negara berkembang. "Ini juga merupakan suatu implementasi dari politik luar negeri kita yang independen dan aktif," ujarnya pada Senin (2/12), seperti dikutip dari Antara.

Meski demikian, dia menegaskan bahwa masuknya Indonesia ke BRICS tidak dapat diartikan sebagai berpihaknya Indonesia terhadap satu kekuatan atau blok tertentu. "Lebih kepada menjadi bridge builder, menjadi pihak yang justru bisa menjadi penengah jika ada kepentingan-kepentingan yang saling bertolak belakang," ujarnya.

Ia tak menampik adanya masukan untuk meninjau kembali niat Indonesia menjadi anggota BRICS. Namun, dia menekankan bahwa Indonesia tetap pada posisi hendak bergabung BRICS sebab mempunyai kebebasan sebagai negara berdaulat untuk menentukan dengan siapa bekerjasama demi kepentingan nasional.

"Kita masih akan bergabung. Belum, belum ada perubahan. Sekali lagi, kalau misalnya itu merupakan sesuatu yang sifatnya mengancam kepentingan nasional, kita bisa saja melihat kembali seperti apa," kata Sugiono.

Trump sebelumnya mengancam akan mengenakan tarif impor hingga 100% kepada negara-negara anggota BRICS karena berencana meninggalkan dolar AS dengan membentuk mata uang sendiri.  "Era negara-negara BRICS mencoba untuk menjauh dari dolar Amerika, sementara kita berdiam diri dan menonton, sudah berakhir," kata Trump melalui akun di media sosial Truth Social pada Sabtu sore (30/11) dikutip dari CNN Internasional, Minggu (1/12).

Trump menuntut komitmen dari negara-negara BRICS untuk tidak membuat mata uang khusus maupun mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar Amerika. "Mereka akan menghadapi tarif 100%, dan harus siap mengucapkan selamat tinggal pada penjualan ke ekonomi AS yang luar biasa," tulis Trump.

Sebanyak 34 negara telah menyampaikan pernyataan minat untuk bergabung dengan BRICS, termasuk Indonesia.

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva pada 2023 mengusulkan pembentukan mata uang bersama di Amerika Selatan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Penggunaan mata uang BRICS dan jaringan perbankan di luar sistem berdenominasi dolar AS dapat memungkinkan negara-negara anggota seperti Rusia, Cina, dan Iran menghindari sanksi Barat. 

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...