Presiden AS Trump Ancam Kenakan Tarif Impor 100% ke Negara BRICS
Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump mengatakan akan mengharuskan negara-negara yang menjadi bagian dari BRICS membayar tarif impor 100% selama pemerintahannya.
BRICS merupakan singkatan dari Brasil, Russia, India, China, South Africa. KTT BRICS pertama digelar pada 16 Juni 2009 di Yekaterinburg.
Saat itu, para pemimpin BRICS mengeluarkan pernyataan bersama mencakup tujuan BRICS untuk mempromosikan dialog dan kerja sama antarnegara secara bertahap, proaktif, pragmatis, terbuka, dan transparan.
"Era negara-negara BRICS mencoba untuk menjauh dari dolar Amerika, sementara kita berdiam diri dan menonton, sudah berakhir," kata Trump melalui akun di media sosial Truth Social pada Sabtu sore (30/11) dikutip dari CNN Internasional, Minggu (1/12).
Trump menuntut komitmen dari negara-negara BRICS untuk tidak membuat mata uang khusus maupun mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar Amerika.
"Mereka akan menghadapi tarif 100%, dan harus siap mengucapkan selamat tinggal pada penjualan ke ekonomi AS yang luar biasa," tulis Trump.
Sebanyak 34 negara telah menyampaikan pernyataan minat untuk bergabung dengan BRICS, termasuk Indonesia.
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva pada 2023 mengusulkan pembentukan mata uang bersama di Amerika Selatan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Penggunaan mata uang BRICS dan jaringan perbankan di luar sistem berdenominasi dolar AS dapat memungkinkan negara-negara anggota seperti Rusia, Cina, dan Iran menghindari sanksi Barat. Namun, peluang munculnya mata uang baru mungkin tipis karena perbedaan ekonomi dan geopolitik aliansi tersebut.
Selama pertemuan puncak BRICS pada Oktober, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Cina Xi Jinping berusaha menyampaikan pesan bahwa Barat terisolasi di dunia.
Setelah itu Trump menyampaikan ancaman kepada para anggota BRICS. Ia menyatakan akan menaikkan tarif besar-besaran atas barang-barang yang berasal dari Meksiko, Kanada, dan Cina mulai hari pertama pemerintahannya.
Langkah tersebut akan dilakukan sebagai balasan atas imigrasi ilegal, kejahatan, dan narkoba yang masuk melalui perbatasan.
Sejak pengumuman itu, Trump berbicara dengan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum. Mereka memberikan pernyataan yang saling bertentangan tentang panggilan tersebut .