Wamen Fahri: Asing Berpotensi Investasi Miliaran Dolar di Program 3 Juta Rumah
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Fahri Hamzah mengatakan, potensi investasi asing dalam program 3 juta rumah mencapai miliaran Dolar Amerika Serikat. Setidaknya ada dua negara yang berminat untuk berinvestasi dalam program tersebut, yakni Qatar dan Uni Emirat Arab.
Fahri tidak menjelaskan lebih lanjut nilai potensi investasi tersebut, sebab para investor masih menghitung kelayakan investasi program tersebut. Langkah tersebut dilakukan investor setelah Fahri menekankan besaran imbal balik investasi harus membuat harga hunian program tiga juta rumah tetap terjangkau.
"Investor dari Uni Emriat Arab dan Qatar langsung menyanggupi untuk memasok 1 juta unit hunian per tahun. Namun saya mensyaratkan bunga investasi harus lebih rendah dari yang ada di Indonesia," kata Fahri dalam Katadata Indonesia Policy Dialogue, Rabu (11/12).
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat atau BP Tapera menyatakan permintaan investasi di sektor perumahan masih tinggi. Sebab, angka kebutuhan atau backlog perumahan pada akhir tahun lalu masih sebesar 9,9 juta unit.
Deputi Komisioner Bidang Pemanfaatan Dana BP Tapera Sid Herdi Kusuma mengatakan industri perumahan merupakan industri mendasar dengna jejak rekam yang terbukti. Oleh karena itu, investor bisa mendapatkan keuntungan besar di industri perumahan.
Sid menyampaikan pendanaan program perumahan memiliki hubungan langsung dengan volume pendanaan. Oleh karena itu, menurutnya, pendanaan program perumahan juga akan menyasar pendanaan dari pasar modal dan tabungan.
Sid menjelaskan pemanfaatan dana dari pasar modal didapatkan melalui kerja sama dengan PT Sarana Multigriya Finansial atau SMF. Kementerian Keuangan mencatat SMF telah menyalurkan pendanaan senilai Rp 4,1 triliun untuk membangun 116.000 rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah tahun ini.
Adapun Sid mengatakan sumber pendanaan lain akan didapatkan dari program tabungan BP Tapera. Hingga akhir 2022, dana kelolaan BP Tapera mencapai Rp 7,6 triliun yang terbagi menjadi kelolan konvensional senilai Rp 7,6 triliun dan kelolaan syariah sekitar Rp 514 miliar.
Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, mengungkapkan, program tiga juta rumah mulai menarik minat investor asing. Meski demikian, ia menyebutkan bahwa realisasi investasi ini belum akan terjadi dalam waktu dekat.
"Sebagai mantan pengusaha, saya pernah punya mitra orang asing juga. Saya mengerti, bahwa investasi dalam MoU itu masih membutuhkan kerja lumayan keras untuk ke tahap realisasi," kata Ara di Rusun Pasar Rumput, Kamis (28/11).
Beberapa investor dari negara besar, seperti China, Dubai, dan Qatar, dilaporkan mulai menunjukkan ketertarikan pada program tiga juta rumah. Meski demikian, potensi investasi tersebut belum diungkap lebih jauh karena masih berada pada tahap awal, yang baru dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman (MoU).