Peritel Terdampak Banjir Bekasi, Hippindo Minta Relaksasi Pajak ke Pemkab


Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mendorong Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk memberikan relaksasi terhadap beberapa pajak daerah, karena dampak banjir yang terjadi menjelang lebaran 2025.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah menyatakan bahwa bencana banjir telah memberikan dampak signifikan bagi peritel di Bekasi. Hal ini diperparah dengan tingginya volume stok menjelang ramadan dan Idulfitri 2025.
"Kami tidak bisa menaikkan harga jual karena sudah diatur pemerintah secara nasional. Oleh karena itu, kami meminta stimulus fiskal dari pemerintah daerah bagi peritel yang terdampak banjir guna meringankan biaya operasional," ujar Budihardjo, Kamis (6/3).
Hippindo mengusulkan relaksasi terhadap pajak reklame dan pajak bumi dan bangunan (PBB). Menurut Budihardjo, hal ini penting karena tidak semua peritel memiliki asuransi bencana.
Banjir Rendam Bekasi
Hujan lebat sejak Senin (3/3) menyebabkan sejumlah wilayah di Kota dan Kabupaten Bekasi terendam banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat tujuh kecamatan terdampak, yaitu Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu.
Salah satu pusat perbelanjaan yang terdampak adalah Mega Bekasi Hypermall. Sebuah video yang diunggah warganet di media sosial X @bimantaps menunjukkan air mengalir deras ke lantai dasar mal. Beberapa pengunjung terlihat panik dan berusaha mencari tempat lebih tinggi agar tidak terjebak banjir.
BPBD Bekasi juga melaporkan bahwa sebanyak 140 rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 300 cm hingga Selasa (4/3).
Penyebab Banjir
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti menjelaskan bahwa banjir di Bekasi disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi, bukan karena minimnya infrastruktur pengendali banjir.
"Saat saya melakukan kunjungan ke Bekasi hari ini, Rabu (5/3), tanggul setinggi empat meter pun akhirnya terlampaui air. Jadi, faktor utama penyebab banjir adalah curah hujan yang sangat tinggi," kata Diana kepada Katadata.co.id.
Ia juga menambahkan bahwa aliran air di Kali Bekasi mencapai 1.142 meter kubik per detik, jauh melampaui kapasitas tampung kali yang hanya 662,9 meter kubik per detik. Infrastruktur pengendali banjir di Bekasi direncanakan untuk ditingkatkan setiap 25 tahun sekali.
"Perencanaan infrastruktur pengendali banjir di Bekasi memang berbeda dengan Jakarta. Namun, banjir yang terjadi bukan karena minimnya infrastruktur, melainkan akibat curah hujan yang tinggi," ujar Diana.