Menko Airlangga Kumpulkan Pelaku Industri Bahas Dampak Tarif Impor AS Hari Ini

Muhamad Fajar Riyandanu
7 April 2025, 08:00
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersiap mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/3/2025). Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan deregulasi untuk meningkatkan daya saing industri
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersiap mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/3/2025). Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan deregulasi untuk meningkatkan daya saing industri padat karya.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar forum dengan para pelaku usaha untuk membahas dampak kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengumumkan kenaikan tarif impor hingga 32% terhadap Indonesia pada 2 April lalu.

Agenda sosialisasi dan penjaringan masukan dari asosiasi usaha terkait penerapan tarif perdagangan baru oleh AS itu akan digelar Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Pusat pada hari ini, Senin (7/4) pukul 10.00 WIB. Kegiatan ini adalah upaya untuk merumuskan langkah strategis yang responsif dan inklusif agar aspirasi pelaku industri domestik turut menjadi bagian dari proses perumusan strategi kebijakan terkait tarif impor teranyar oleh AS.

“Seluruh industri akan diundang untuk mendapatkan masukan terkait dengan ekspor mereka dan juga terkait dengan hal-hal yang perlu kita jaga terutama sektor padat karya,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis pada Ahad (6/4).

Pemerintah tidak akan mengambil langkah retaliasi atau tindakan balasan atas pemberlakuan tarif resiprokal AS yang akan berlaku mulai 9 April 2025. Airlangga menekankan Indonesia  memilih untuk menempuh jalur diplomasi dan negosiasi guna mencari solusi yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

Pendekatan tersebut diambil dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang hubungan perdagangan bilateral, serta untuk menjaga iklim investasi dan stabilitas ekonomi nasional.

Airlangga menyebutkan bahwa pemerintah terus menjalin komunikasi dengan United States Trade Representative (USTR) hingga Kamar Dagang AS alias U.S. Chamber of Commerce. Langkah itu dilakukan dalam rangka merumuskan langkah strategis yang tepat guna merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.

Koordinasi dilakukan untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil mempertimbangkan berbagai aspek secara menyeluruh dan selaras dengan kepentingan nasional.

“Kita dikenakan waktu yang sangat singkat, yaitu 9 April, diminta untuk merespons. Indonesia menyiapkan rencana aksi dengan memperhatikan beberapa hal, termasuk impor dan investasi dari Amerika Serikat,” ujar Airlangga.

Di sisi lain, pemerintah juga mencermati potensi dampak kebijakan tarif terhadap sejumlah sektor industri padat karya berorientasi ekspor, seperti industri apparel dan alas kaki. Menurut Airlangga, sektor-sektor tersebut rentan terhadap fluktuasi pasar global.

Terdapat beberapa produk yang dikecualikan dari tarif resiprokal, antara lain barang  medis dan kemanusiaan, produk baja, aluminium, mobil dan suku cadang mobil hingga produk strategis lainnya seperti tembaga, semikonduktor, produk kayu, farmasi, logam mulia, serta energi dan mineral tertentu yang tidak tersedia di AS.

Selain merespons kebijakan tarif baru AS, pemerintah juga menyiapkan strategi untuk menyambut pembukaan pasar Eropa. Penetrasi peluang ekspor ke Eropa dipandang sebagai langkah strategis mengingat itu merupakan pasar terbesar ketiga setelah Cina dan Amerika Serikat.

“Ini juga bisa kita dorong, sehingga kita punya alternatif market yang lebih besar,” kata Airlangga.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...